
sawitsetara.co - KUALA LUMPUR - Keputusan Amerika Serikat untuk memberikan pengecualian tarif terhadap sejumlah produk terpilih, termasuk minyak sawit, di bawah Agreement on Reciprocal Trade yang baru disepakati, diproyeksikan akan memperkuat posisi kompetitif Malaysia di pasar global, terutama di segmen produk bernilai tinggi.
Chief Executive Officer Malaysian Palm Oil Council (MPOC), Belvinder Sron, menyebut kebijakan tarif nol ini sebagai langkah positif yang akan mendorong ekspor minyak sawit Malaysia ke AS.
“Ekspor kami ke Amerika Serikat telah mencatat pertumbuhan kuat selama dua tahun terakhir. Langkah ini akan semakin memperkuat daya saing Malaysia di pasar yang bernilai tinggi dan berkembang pesat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (29/10/2025).

Data MPOC menunjukkan ekspor minyak sawit dan produk turunannya ke AS naik 8,1% sepanjang Januari–September 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total pengiriman tercatat mencapai 346.000 metrik ton, meningkat dari 320.000 metrik ton pada 2024.
MPOC juga mencatat pergeseran signifikan dalam komposisi ekspor, dengan produk bersertifikat dan siap hilir mendominasi pasar AS. Minyak sawit bersertifikat dan palm stearin kini menyumbang sekitar 79% dari total ekspor ke Negeri Paman Sam, terutama untuk kebutuhan industri bernilai tinggi seperti bahan pangan khusus dan produk perawatan pribadi yang memiliki keterbatasan substitusi.
“Profil ekspor ini menunjukkan bahwa minyak sawit Malaysia semakin berperan dalam rantai pasok industri berteknologi dan bernilai tinggi di AS,” tambah MPOC dalam pernyataannya.

Peningkatan akses pasar ini juga disebut sebagai hasil dari implementasi dua inisiatif utama, yakni Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) 2.0 dan Sawit Intelligent Management System (SIMS). Kedua sistem tersebut memperkuat aspek keberlanjutan, ketertelusuran, serta transparansi rantai pasok, sekaligus membantu pemenuhan standar pembeli internasional.
Bagi eksportir, kebijakan tarif nol ini bukan hanya menurunkan hambatan biaya masuk ke pasar AS, tetapi juga membuka peluang investasi baru di sektor hilir, termasuk pengembangan produk bernilai tambah dan integrasi teknologi.
MPOC menilai langkah ini sebagai peluang strategis untuk memperluas kerja sama dagang bilateral dan mendorong pertumbuhan jangka panjang industri sawit nasional.

“Walaupun hasil perdagangan dengan AS sangat menggembirakan, Malaysia akan tetap memperkuat diversifikasi pasar untuk menjaga ketahanan ekspor. Kawasan Sub-Sahara Afrika, Timur Tengah, Afrika Utara, dan ASEAN tetap menjadi fokus utama,” tegas Sron.
Sektor minyak sawit Malaysia tercatat berkontribusi sebesar RM109 miliar terhadap pendapatan ekspor nasional pada tahun 2024. Dengan kebijakan baru ini, Malaysia optimistis akan memperkuat peranannya sebagai pemasok utama minyak sawit berkelanjutan di pasar global.
Tags:



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *