
sawitsetara.co - PEKANBARU - Asosiasi Planter Muda Indonesia (APMI) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menggelar Sawit Story 2025: Creator Academy di Universitas Lancang Kuning (Unilak), 17–18 November 2025. Mengusung tema “Dari Kebun Sawit Kita Berkarya, Untuk Dunia Kita Bicara”, kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam membangun ekosistem kreatif berbasis perkebunan sawit yang berkelanjutan.
Acara ini dirancang untuk memperkuat diplomasi digital sawit Indonesia, terutama melalui peran anak muda, mahasiswa, dan generasi kreator konten.
Ketua Umum APMI, Muhammad Nur Fadillah, menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam meluruskan narasi tentang kelapa sawit di ruang digital. Menurutnya, hasil riset sentimen di media sosial oleh Asosiasi Credit School Indonesia menunjukkan bahwa narasi negatif tentang sawit masih mendominasi.
“Kebaikan sawit tidak akan tersampaikan kalau tidak ada yang menyampaikan,” ujarnya di hadapan peserta.
Fadillah mengingatkan bahwa petani adalah kelompok yang paling merasakan dampak dari kampanye negatif tersebut. Karena itu, mahasiswa penerima beasiswa dan generasi muda dari keluarga petani sawit perlu ikut menjaga citra komoditas strategis ini.

Ia juga menekankan bahwa arah kebijakan perkebunan sangat dipengaruhi oleh diskursus yang berkembang di media sosial. Ketika narasi negatif mendominasi, kebijakan yang lahir bisa merugikan petani dan pelaku industri sawit.
“Jika kita tidak mengawal narasi, kebijakan bisa muncul tanpa mempertimbangkan kepentingan kita. Yang terdampak adalah petani,” tegasnya.
Fadillah memberi contoh program beasiswa sawit sebagai kebijakan yang bisa terancam jika terus disudutkan oleh opini publik.
Sawit Story 2025: Creator Academy menghadirkan rangkaian kegiatan intensif selama dua hari, mulai dari diskusi, pelatihan konten kreatif, hingga menghadirkan influencer asal Riau. Peserta juga diajak melakukan field trip ke beberapa kebun dan koperas untuk melihat langsung aktivitas budidaya dan pengolahan sawit.

Di lokasi kunjungan, peserta akan mengidentifikasi berbagai produk turunan sawit yang sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari namun belum banyak diketahui publik.
APMI menyampaikan apresiasi kepada Universitas Lancang Kuning dan BPDPKS atas dukungan penuh terhadap penyelenggaraan program yang dinilai strategis ini. Ke depan, APMI dan Unilak juga akan menjalin kerja sama melalui MoU dan MoA terkait pembinaan mahasiswa penerima beasiswa sawit serta peningkatan kompetensi informal.
Fadillah menutup sambutannya dengan pesan agar generasi muda tetap solid dalam menjaga keberlanjutan sawit Indonesia, termasuk melawan kampanye negatif yang sering dilontarkan pihak luar.
“Jangan sampai kita yang menikmati manfaat sawit justru ikut menjelekkan sawit. APMI hadir untuk menyatukan gerakan anak muda, agar kita siap membela sawit Indonesia.” tegasnya.
Dengan berlangsungnya Sawit Story 2025, APMI berharap lahir lebih banyak kreator muda yang mampu membawa narasi sawit Indonesia ke tingkat global melalui karya dan kreativitas digital.



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *