KONSULTASI
Logo

Waspada! Begini Ciri-ciri Kecambah Sawit Palsu yang Merugikan Petani

25 November 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Waspada! Begini Ciri-ciri Kecambah Sawit Palsu yang Merugikan Petani
HOT NEWS

sawitsetara.co – JAKARTA – Maraknya peredaran bibit kelapa sawit “abal-abal” atau palsu menjadi ancaman serius bagi para pekebun pemula. Bibit-bibit yang dijual bebas ini berpotensi menghasilkan tanaman yang tidak produktif, jauh dari standar kelapa sawit unggul.

Bibit kelapa sawit yang tidak jelas asal-usulnya berisiko menghasilkan buah yang tidak maksimal. Hal ini dapat menggagalkan petani mencapai masa produktif hingga 20 tahun, seperti yang diharapkan dari bibit bersertifikat.

Rahmat, seorang pekebun kelapa sawit di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) di Kalimantan Tengah, mengungkapkan keprihatinannya. Ia menjelaskan bahwa penggunaan bibit tanpa kejelasan justru merugikan petani.

“Memang harganya murah dibandingkan bibit unggul bersertifikat yang harganya per pokok di usia 8 sampai 9 bulan sudah mencapai di atas Rp50 ribu,” ujarnya, dikutip Radar Sampit.

Mahyudin, pekebun lainnya, memilih untuk tidak mengambil risiko dengan membeli bibit murah. Ia lebih memilih bibit berkualitas meskipun harus mengeluarkan biaya lebih besar. Ia juga berharap pemerintah daerah segera bertindak.

Sawit Setara Default Ad Banner

“Saat ini banyak yang jualan bibit yang enggak jelas, namun karena masyarakat tergiur harga yang murah mereka beli juga. Untuk antisipasi, mending pemerintah menggelontorkan anggaran untuk pengadaan bantuan bibit kelapa sawit untuk masyarakat, itu lebih menjamin kualitas dan hasil bagi pekebun kelapa sawit,” katanya.

Dilansir laman disbun.kaltimprov.go.id, industri kelapa sawit di Indonesia terus berkembang pesat, mendorong peningkatan kebutuhan akan kecambah sawit sebagai bibit tanaman. Permintaan yang tinggi ini, baik di pasar lokal maupun global, didorong oleh meluasnya penggunaan CPO dalam berbagai industri, termasuk sebagai bahan baku biofuel.

Namun, peningkatan permintaan ini tidak selalu diimbangi dengan ketersediaan kecambah sawit berkualitas di dalam negeri. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk mengimpor benih sawit dari negara lain seperti Malaysia, Papua Nugini, dan Kosta Rika.

Sayangnya, situasi ini juga membuka peluang bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memproduksi kecambah sawit palsu demi keuntungan pribadi. Kecambah palsu ini dibuat secara sembarangan tanpa memperhatikan standar kualitas yang berlaku.

Sawit Setara Default Ad Banner

Kecambah sawit asli dihasilkan melalui proses hibridisasi yang tepat, sedangkan kecambah palsu diproduksi tanpa memperhatikan ketentuan yang berlaku. Penggunaan kecambah palsu, meskipun lebih murah, dapat menyebabkan sejumlah kerugian, seperti masa tanam yang lebih lama, produktivitas yang rendah, dan proses pengolahan yang tidak efisien.

Untuk itu, penting bagi petani untuk mengenali ciri-ciri kecambah sawit palsu:

- Tempurung Tipis: Tingkat ketebalan tempurung lebih tipis karena diambil langsung dari kebun.

- Tekstur Kasar dan Kotor: Permukaan biji terasa lebih kasar dan tampak kotor.

- Tingkat Kematian Tinggi: Prosentase tingkat kematian kecambah lebih tinggi.

Ciri-ciri kecambah sawit palsu juga dapat terlihat setelah benih tumbuh menjadi tanaman. Pertumbuhan tanaman yang tidak normal dan tidak seragam, serta tingkat produktivitas yang rendah, menjadi indikasi kuat.


Sawit Setara Default Ad Banner

Selain itu, buah kelapa sawit yang dihasilkan dari kecambah palsu juga memiliki tingkat rendemen minyak yang rendah, yang pada akhirnya akan mengurangi pendapatan petani.

Dengan memahami ciri-ciri kecambah sawit palsu, petani dapat melindungi investasi mereka dan memastikan hasil panen yang optimal. Selalu waspada dan pilihlah bibit sawit dari sumber yang terpercaya untuk menghindari kerugian di kemudian hari.


Berita Sebelumnya
Cetak SDM Sawit, BPDP Bersama Hai Sawit Gelar Sawit Academy di UNDIP

Cetak SDM Sawit, BPDP Bersama Hai Sawit Gelar Sawit Academy di UNDIP

BPDP Bersama Hai Sawit Gelar Sawit Academy di UNDIP. Kegiatan ini dilakukan agar mahasiswa tidak hanya mendapat wawasan akademis, tetapi juga pengalaman praktis yang bermanfaat bagi masa depan mereka. Sawit adalah salah satu sektor strategis bangsa, dan generasi muda harus disiapkan untuk menjadi motor penggerak hilirisasi dan inovasi di dalamnya.

| Edukasi

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *