sawitsetara.co – JAKARTA – Kabar mengenai petani sawit yang melakukan perambah hutan perlu diketahui lebih dalam, salah satunya adalah melalui pembuatan sebuah buku.
Pada hari Senin (14/8/2023) PASPI telah mengeluarkan sebuah buku edisi ke-4 mengenai ‘Mitos vs Fakta Sawit’ acara ini dihadiri sejumlah tamu undangan yang luar biasa di industri kelapa sawit Indonesia, salah satunya adalah ketua umum DPP APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) Dr. Gulat ME Manurung, MP,C.IMA,C.APO.
Dalam sesi narasumber, Gulat menyampaikan sebuah usulan yang cukup menarik perhatian para hadirin yaitu mengenai petani sawit. Dalam usulan tersebut, Gulat menyampaikan satu usul mengenai mitos petani sawit perambah hutan, faktanya apa?
Terkesan pertanyaan sederhana, namun ini perlu diketahui dan menarik untuk di tilik, mengingat sebagian besar petani sawit memenuhi kebutuhan hidup mereka berdasarkan keterbatasan modal lahan yang mereka miliki.
Gulat menekankan karena petani sawit sering terkena stigma kasus perusakan hutan sehingga kerap menjadi target serangan.
“Bagaimana kalau berikutnya dibuat buku Mitos Petani Sawit Perambah Hutan VS Faktanya. Jadi bisa dibongkar jelas posisi kami petani yang justru menjaga hutan dan memberikan devisa melalui buah sawit kami walaupun harganya rendah padahal harga CPO lagi naik,” ujar Gulat.
Usulan tersebut diterima hangat oleh penulis ‘Mitos vs Fakta Sawit’ Dr.Ir. Tungkot Sipayung.
Namun, sedikit penjelasan mengenai petani sawit perambah hutan disampaikan oleh Tungkot. Beliau menyampaikan bahwa petani sawit itu bukan merambah hutan namun hanya mengkonversi semak belukar dengan memanfaatkan lahan kosong.
Tungkot menilai bahwa perkembangan sawit rakyat di Indonesia termasuk yang selevel dengan green revolusioner untuk penelitian dari sisi akademik, namun tren perkembangan sawit rakyat di Indonesia selalu meningkat.
“Walaupun hari ini ada penurunan harga sawit kepada petani sawit Indonesia, namun untuk tren selalu meningkat. Kedepannya hal tersebut akan kita kejar bersama-sama dengan APKASINDO berdiri didepan dengan memberi perhatian kepada petani untuk mengurangi kemiskinan,” ujarnya.
Tentunya dalam menulis sebuah buku perlu adanya penelitian terdalam agar informasi yang diberikan kepada para pembaca valid adanya. Ini menjadi tantangan Tungkot dalam menulis, menganalisa, menciptakan sebuah buku yang fokus pada penelitian ‘Mitos vs Fakta Petani Sawit Indonesia’.
Jur: Kessya
Red : Golda Meir
info baik