
sawitsetara.co - Serangan tupai di kebun kelapa sawit semakin menjadi perhatian serius bagi petani. Di banyak daerah sentra sawit, hama kecil dan lincah ini terbukti mampu menurunkan produktivitas hingga 30 persen, terutama pada kebun dengan populasi tupai yang tidak terkendali. Dampaknya tidak hanya pada jumlah panen, tetapi juga kualitas tandan yang dihasilkan.
Tupai terkenal gesit dan mampu berpindah cepat dari satu pohon ke pohon lainnya. Pola serangannya khas, mereka menggigit sebagian kecil buah sawit terutama bagian mesokarp lalu meninggalkan serat-serat halus sebagai bekas gigitan.
Karena buah tidak dimakan habis, kerusakan sering terlambat diketahui, sehingga memperbesar potensi kehilangan hasil.

Buah sawit yang telah tergigit biasanya menjadi busuk, gugur sebelum panen, atau kualitasnya turun drastis. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi besar, terutama bagi petani kecil yang sangat bergantung pada produktivitas kebun.
Solusi Alami: Repelan dari Bahan Dapur
Untuk mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, berbagai metode alami mulai dimanfaatkan petani. Selain aman, cara ini juga lebih ramah lingkungan.

1. Ekstrak Cabai Merah
Capsaicin, senyawa aktif dalam cabai, memiliki aroma dan rasa pedas yang tidak disukai tupai. Petani biasanya menghaluskan cabai, mencampurnya dengan air dan sedikit sabun, lalu menyemprotkan larutan ke tandan dan batang.
2. Larutan Bawang Putih
Aroma tajam bawang putih terbukti efektif sebagai pengusir alami. Campuran bawang putih dan air dapat digunakan sebagai semprotan rutin di area rawan serangan.
3. Minyak Kayu Putih
Minyak kayu putih memiliki aroma kuat yang membuat tupai enggan mendekati pohon sawit. Metode ini mudah dibuat dan tidak mencemari lingkungan.
Metode-metode alami ini tidak membunuh tupai, namun mengusirnya secara efektif tanpa merusak ekosistem kebun.
Ahli agronomi merekomendasikan penerapan Integrated Pest Management (IPM) untuk memastikan pengendalian hama tupai lebih efektif dan berkelanjutan. Pendekatan ini mencakup:.

- Monitoring rutin terhadap tanda gigitan, populasi tupai, dan frekuensi serangan.
- Penggunaan perangkap atau pikat suara sebagai metode mekanis untuk menekan populasi.
- Sanitasi kebun, termasuk pemangkasan dan pembersihan area untuk mengurangi tempat sembunyi tupai.
Dengan pendekatan ini, petani dapat melakukan tindakan lebih cepat dan tepat sebelum kerusakan meluas.
Perusahaan-perusahaan besar kelapa sawit juga menerapkan strategi pengendalian hama yang lebih modern dan ramah lingkungan. Beberapa di antaranya mengembangkan penggunaan predator alami, sistem peringatan dini (Early Warning System), serta pengawasan populasi secara berkala.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan produksi tetap stabil sekaligus mendukung komitmen sustainability dan menjaga keseimbangan ekosistem kebun



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *