KONSULTASI
Logo

Produksi Sawit Juli 2025 Naik, Konsumsi Domestik Melemah, Ekspor Turun Tipis

25 September 2025
AuthorTim Redaksi
EditorEditor
Produksi Sawit Juli 2025 Naik, Konsumsi Domestik Melemah, Ekspor Turun Tipis

sawitsetara.co - JAKARTA - Asosiasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) melaporkan tren positif pada produksi minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) sepanjang Juli 2025. Meski demikian, konsumsi domestik tercatat melemah dan ekspor produk sawit nasional turun tipis.


Pada Juli 2025, produksi CPO mencapai 5,113 juta ton, naik 6,00% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,823 juta ton. Produksi PKO juga mencatat kenaikan serupa, tumbuh 6,00% menjadi 493 ribu ton dari 465 ribu ton di Juni. Secara kumulatif hingga Juli, total produksi CPO+PKO mencapai 33,495 juta ton, meningkat signifikan 11,11% (YoY) dari 30,146 juta ton pada periode yang sama tahun 2024.


Berbeda dengan produksi, konsumsi dalam negeri justru mengalami penurunan di hampir seluruh segmen. Konsumsi oleokimia turun menjadi 185 ribu ton atau melemah -3,65% dari bulan sebelumnya 192 ribu ton. Sektor biodiesel juga terkoreksi menjadi 1,051 juta ton atau turun -2,69% dibandingkan 1,080 juta ton di Juni. Bahkan konsumsi pangan turun tipis menjadi 798 ribu ton dari 800 ribu ton, atau menyusut -0,25%.


Dari sisi ekspor, GAPKI mencatat total pengiriman produk sawit nasional di Juli 2025 turun menjadi 3,537 juta ton, melemah -1,92% dibandingkan Juni sebesar 3,606 juta ton.


Penurunan terutama berasal dari ekspor minyak sawit olahan yang jatuh -11,26% menjadi 2,307 juta ton dari 2,599 juta ton. Ekspor olahan minyak inti sawit juga terkoreksi tipis -1,70% menjadi 164 ribu ton. Namun, ekspor CPO justru melonjak signifikan 49,75% menjadi 626 ribu ton dari 418 ribu ton. Ekspor oleokimia pun naik 4,33% menjadi 438 ribu ton.


Berdasarkan negara tujuan, peningkatan ekspor tercatat ke India (+126 ribu ton), Pakistan (+118 ribu ton), dan Bangladesh (+26 ribu ton). Sementara penurunan terjadi ke China (-165 ribu ton), Afrika (-105 ribu ton), Uni Eropa (-53 ribu ton), Rusia (-51 ribu ton), Malaysia (-38 ribu ton), serta Amerika Serikat (-7 ribu ton).


Meskipun volume ekspor turun, nilai ekspor sawit Indonesia di Juli justru meningkat. Nilai ekspor naik 1,46% dari US$ 3,636 miliar di Juni menjadi US$ 3,690 miliar di Juli. Secara kumulatif, nilai ekspor Januari–Juli 2025 mencapai US$ 20,966 miliar, melonjak 41,59% YoY dibandingkan periode sama tahun 2024 yang hanya US$ 14,808 miliar.


Kenaikan nilai ekspor dipicu oleh harga rata-rata sawit di pasar global yang lebih tinggi. Rata-rata harga Cif Rotterdam Januari–Juli 2025 tercatat US$ 1.191/ton, lebih tinggi dari periode sama tahun 2024 sebesar US$ 1.003/ton.


Dengan stok awal Juli sebesar 2,530 juta ton, ditambah produksi CPO+PKO sebesar 5,606 juta ton, sementara konsumsi domestik tercatat 2,034 juta ton dan ekspor 3,537 juta ton, maka stok akhir Juli meningkat menjadi 2,568 juta ton.


GAPKI menilai perkembangan ini menunjukkan bahwa meskipun konsumsi domestik dan ekspor melemah, industri sawit nasional tetap ditopang oleh kenaikan produksi serta harga global yang relatif stabil di level tinggi.


Berita Sebelumnya
Prof. Bungaran: Koperasi Tani Kunci untuk Memperbaiki Nasib Petani

Prof. Bungaran: Koperasi Tani Kunci untuk Memperbaiki Nasib Petani

Jumlah total petani pengguna lahan di Indonesia menurut hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023) adalah

24 September 2025 | Edukasi

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *