KONSULTASI
Logo

Komoditas Sawit Peduli Anak dan Perempuan

26 September 2025
AuthorTim Redaksi
EditorEditor
Komoditas Sawit Peduli Anak dan Perempuan

sawitsetara.co – METRO – Penitipan anak di kebun sawit adalah fasilitas (Tempat Penitipan Anak atau TPA) yang disediakan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk karyawannya. Tujuannya adalah agar karyawan, terutama perempuan, dapat bekerja dengan nyaman dan aman karena anak-anak mereka dapat diasuh di dekat tempat kerja baik di kebun aaupun pabrik kelapa sawit (PKS). Atas dasar itulah beberpa perusahaan melalui koperasi tani membangun TPA


Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan para pengasuh yang akan memberi layanan pengasuhan bagi anak usia dini tersebut harus mendapatkan sertifikat, sehingga semua telah terstandardisasi.


"Kemudian nanti orang tua dari anak usia dini yang dititipkan juga mendapatkan pembinaan, sehingga diharapkan orang tua bisa mandiri memperhatikan balitanya jangan sampai terkena stunting," jelas Wihaji, di Metro, Provinsi Lampung.


Wihaji berharap para pengasuh yang memberi layanan pengasuhan ataupun orang tua memiliki pengetahuan tentang pengasuhan anak yang baik dan sesuai tumbuh kembang anak.


"Adapun yang melatarbelakangi pemerintah fokus pada pelatihan pengasuh serta kualitas tempat penitipan anak, adalah adanya fenomena child free yang ingin dilakukan oleh 71 ribu orang perempuan di Indonesia, karena mereka merasa terganggu dalam pekerjaannya karena memiliki anak," jelas Wihaji.


Wihaji pun mengungkapkan, pihaknya juga telah bekerja sama dengan Menteri Lingkungan Hidup, untuk mempersyaratkan korporasi di bidang sawit yang ingin mengurus proper harus memiliki fasilitas penitipan anak atau taman asuh yang terstandardisasi.


"Dengan ini maka orang tua dapat bekerja, dan anak-anak dapat terus mendapatkan pengasuhan yang baik. Sehingga peningkatan keterampilan pengasuh dan kader BKB dalam memberikan stimulan perkembangan anak, deteksi dini, dan penanganan gangguan tumbuh kembang anak dapat terus dilakukan," himbau Wihaji.


Sebelumnya, Sumarjono Saragih, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Bidang Pengembangan SDM pun menerangkan, “petani dan pengusaha punya kepentingan dan tanggung jawab yang sama dalam aspek manusia (people). Menghormati dan memenuhi hak. Memastikan nasib dan harkat jutaan manusia yang hidup dari sawit”.


Nasib pekerja perempuan dan tuduhan pekerja anak (child labour) jadi perhatian banyak pihak beberapa tahun terakhir. Baik nasional maupun global. Mulai dari pemerintah, orginasi buruh, pasar dan masyarakat sipil (NGO).


Sumarjono menegaskan dalam hal ini GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit) aktif kampanye SIRA (Sawit Indonesia Ramah Anak). Juga mendorong perlindungan pekerja perempuan. SARAMPUAN (Sawit Indonesia Ramah Pekerja Perempuan).


“Gerakan ini terus diperluas ke ekosistim sawit.  Upaya ini memerlukan peran multipihak. Beberapa waktu lalu, GAPKI juga sudah meminang dan mendapat dukungan Veronica Tan. Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA),” pungkas Sumarjono


Berita Sebelumnya
Kuliah Umum SDM Sawit 2025 Digelar di Pelalawan: BPDP Kuatkan Peran Mahasiswa dalam Membangun Industri Sawit Berkelanjutan

Kuliah Umum SDM Sawit 2025 Digelar di Pelalawan: BPDP Kuatkan Peran Mahasiswa dalam Membangun Industri Sawit Berkelanjutan

sawitsetara.co - PELALAWAN - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) terus memperkuat perannya dalam

25 September 2025 | Edukasi

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *