KONSULTASI
Logo

Fakta Ilmiah Patahkan Mitos Kelapa Sawit Boros Air

6 Oktober 2025
AuthorHendrik Khoirul
EditorDwi Fatimah
Fakta Ilmiah Patahkan Mitos Kelapa Sawit Boros Air

sawitsetara.co – JAKARTA – Kelapa sawit acap kali dituding sebagai tanaman yang rakus air dan menjadi penyebab kekeringan. Namun, fakta ilmiah justru berkata lain. Berbagai penelitian membuktikan kelapa sawit ternyata efisien dalam penggunaan air dan bahkan berperan penting menjaga konservasi hidrologi.

Dilansir dari laman GAPKI, evapotranspirasi – proses penguapan air dari tanah dan tumbuhan ke atmosfer – sawit juga lebih unggul dari banyak tanaman lain. Berdasarkan penelitian Coster (1938), tingkat evapotranspirasi kelapa sawit hanya sekitar 1.104 mm/tahun.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan tanaman lain seperti leucaena dan bambu di mana evapotranspirasi tembus 3.000 mm/tahun, akasia mencapai 2.400 mm/tahun, sengon mencapai 2.300 mm/tahun, serta pinus dan jati yang mencapai 1.300 mm/tahun

Selain itu, transpirasi atau jumlah air yang menguap dari tanaman akibat respirasi dan fotosintesis, kelapa sawit juga paling hemat air. Hasil kajian menunjukkan bahwa kelapa sawit memiliki tingkat transpirasi paling rendah dibandingkan tanaman lain.

Lomba Cipta Mars  HUT Apkasindo

Menurut kajian dari berbagai sumber (Kobayashi et al., 2014; Kohler et al., 2014; Mc Jannet et al., 2007; Pradiko et al., 2022), kelapa sawit unggul dari segi hemat air dari karet yang mengalami transpiras i2,4 mm/hari, kakao 0,5 – 2,2 mm/hari, dan hutan primer 1,0 – 1,7 mm/hari. Sedangkan sawit hanya 0,46 mm/hari.

Berdasarkan data dari Mekonnen & Hoekstra (2010) menunjukkan bahwa total kebutuhan air (water footprint) untuk menghasilkan 1 ton produk minyak sawit lebih rendah dibandingkan minyak nabati lainnya seperti kapas, bunga matahari, kelapa, rapeseed, maupun kedelai. Apalagi sebagian besar kebutuhan air sawit berasal dari air hujan (green water), bukan dari air tanah atau air permukaan.

Adapun lelapa sawit memiliki dua mekanisme alami yang berkontribusi dalam menjaga keseimbangan air dan mencegah kekeringan:

- Kanopi, daun sawit yang berlapis menutupi permukaan tanah, melindungi dari erosi dan mengurangi limpasan air permukaan.

- Perakaran, sistem perakaran yang dalam dan berserat berfungsi sebagai jaringan biopori alami yang menahan air, meningkatkan infiltrasi air hujan, dan menyimpan cadangan air tanah.

Berbagai indikator menunjukkan bahwa kelapa sawit adalah tanaman dengan kebutuhan air paling rendah dibandingkan tanaman hutan dan komoditas minyak nabati lainnya. Selain efisien, kelapa sawit juga berperan penting dalam konservasi air dan menjaga keseimbangan hidrologi di lingkungannya.


Berita Sebelumnya
Konsumsi Sawit Bersertifikat RSPO Jadi Tonggak Indonesia Menuju Berkelanjutan

Konsumsi Sawit Bersertifikat RSPO Jadi Tonggak Indonesia Menuju Berkelanjutan

Indonesia kini memasuki babak baru dalam perjalanan konsumsi produk sawit berkelanjutan. Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL), setelah berhasil menciptakan formula palm-based batik wax, resmi meraih Sertifikasi RSPO Supply Chain Certification (SCC).

| Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *