
sawitsetara.co – ACEH SINGKIL – Di tengah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, di Kabupaten Aceh Singkil, limbah lidi kelapa sawit yang dulunya tak berharga, kini menjelma menjadi sumber penghidupan baru.
Tangan-tangan terampil warga, mulai dari ibu rumah tangga, anak-anak, hingga para bapak, menyulap batang lidi sawit menjadi komoditas ekspor yang diminati pasar internasional. Produk ini kini menembus pasar India, Pakistan, dan Tiongkok.
Dilansir dari liputan Acehtrend.com, setiap hari, halaman rumah warga di Kecamatan Singkil Utara, Gunung Meriah, dan sekitarnya dipenuhi kesibukan. Tumpukan daun sawit dengan hati-hati diraut, menyisakan batang lidi yang kuat dan lentur.
Setelah dijemur di bawah terik matahari hingga berwarna kecokelatan, lidi-lidi tersebut diikat rapi dan siap dijual. Irda, warga Singkil Utara, mengungkapkan, dalam sehari bisa menghasilkan 10 hingga 40 kilogram lidi sawit.

“Kalau pelepah sawitnya sudah dijatuhkan dan diraut sehari bisa dapat 10 kilogram lidi. Kalau diraut ramai-ramai, bisa sampai 40 kilogram sehari,” kata Irda kepada Acehtrend.com, Kamis (6/11/2025).
Butet, peraut lidi lainnya, menambahkan bahwa pekerjaan ini sederhana namun memberikan manfaat besar bagi keluarga. Daun sawit, kata dia, kumpulkan dari kebun, lalu diraut di rumah. Setelah kering, dijual ke pembeli. “Tidak susah, tapi hasilnya lumayan,” ujarnya.
Rizki, seorang pengepul di wilayah Singkil Utara, menjelaskan bahwa lidi kering dari Aceh Singkil dikumpulkan dan dibawa ke Medan menggunakan truk eltor sebelum diekspor. Ia mengatakan permintaan sedang tinggi. Selama rantai pasok lancar, hasilnya menjanjikan.
“Hampir 2-3 ton setiap pekan, lidi sawit kita bawa ke Medan,” kata Rizki.

Pasar utama ekspor lidi sawit adalah Pakistan dan Tiongkok, di mana lidi digunakan untuk berbagai keperluan seperti bahan dupa, kerajinan tangan, dan dekorasi rumah tradisional.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *