
sawitsetara.co – PEKANBARU – Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho menggulirkan gagasan baru terkait optimalisasi sektor perkebunan kelapa sawit. Caranya dengan mendorong pemanfaatan gas metana dari pabrik sawit sebagai sumber pendapatan alternatif bagi daerah.
Ide tersebut ia sampaikan dalam forum detikcom Regional Summit Riau bertajuk Bumi Lancang Kuning Menyongsong 2026, Kolaborasi Membangun dan Menjaga Lingkungan untuk Kemajuan, yang mempertemukan pemangku kepentingan pusat dan daerah untuk membahas arah pembangunan Riau ke depan.

Dalam paparannya, Agung menekankan bahwa pemerintah daerah saat ini dituntut untuk terus berpikir kreatif dan inovatif, terutama setelah menerima berbagai arahan strategis dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Namun, menurutnya, dorongan untuk berinovasi harus diimbangi dengan komitmen nyata dari pemerintah pusat dalam membantu daerah memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara berkelanjutan.
“Pemerintah daerah sebenarnya sudah maksimal melakukan inovasi. Tapi pemerintah pusat juga harus serius membantu daerah dalam meningkatkan PAD,” kata Agung dalam forum detikcom Regional Summit Riau, Jumat (19/12/2025), dikutip detik.com.
Ia kemudian menyoroti sektor perkebunan kelapa sawit yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat Riau. Agung menilai, kontribusi sawit terhadap kesejahteraan daerah masih belum optimal karena sebagian besar daerah penghasil hanya menikmati nilai ekonomi pada tahap hulu, khususnya dari penjualan crude palm oil (CPO).
“Di Riau rata-rata masyarakat bertanam sawit, tapi kita hanya sampai ke penjual CPO. Di negara tetangga, pengelolaannya sudah jauh lebih maju,” ujarnya.
Sebagai langkah terobosan, Pemerintah Kota Pekanbaru mulai melirik potensi gas metana yang dihasilkan dari aktivitas sejumlah pabrik kelapa sawit. Gas tersebut selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, padahal memiliki nilai ekonomi dan energi yang cukup besar jika dikelola dengan teknologi yang tepat.
“Kita ingin membuat terobosan. Dari beberapa pabrik kelapa sawit, gas metananya akan kita ambil dan rencananya akan kita jual ke Singapura,” ungkap Agung.

Selain menawarkan gagasan tersebut, Agung juga secara terbuka meminta dukungan pemerintah pusat, khususnya dalam bentuk pendampingan teknis dan penurunan tenaga ahli ke daerah. Hal ini, menurutnya, sejalan dengan program Presiden RI Prabowo Subianto yang mendorong peningkatan PAD di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Provinsi Riau.
“Saya berharap pemerintah pusat bisa menurunkan orang-orangnya untuk membantu pembangunan pabrik kelapa sawit dan pengolahan gas metana, sehingga bisa membantu peningkatan PAD daerah,” tegasnya.
Detikcom Regional Summit Riau menjadi ruang dialog strategis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan langkah konkret memaksimalkan potensi pembangunan Riau secara berkelanjutan. Forum ini menekankan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan hidup.
Provinsi Riau dinilai memiliki peluang besar untuk berkembang pesat berkat kekayaan sumber daya alam yang melimpah serta posisi geografisnya yang strategis karena berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura.
Namun, potensi ini dinilai harus dikelola secara hati-hati dengan tetap mengedepankan prinsip kelestarian lingkungan, guna meminimalkan risiko bencana ekologis seperti banjir bandang dan tanah longsor.
Forum tersebut turut dihadiri sejumlah pejabat dan tokoh penting, antara lain Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS Farid Azhar Nasution, Kepala BPSDM Kementerian Dalam Negeri Sugeng Hariyono, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, serta sejumlah kepala daerah di Riau seperti Bupati Siak Afni Zulkifli, Bupati Pelalawan Zukri, Bupati Bengkalis Kasmarni, dan Wakil Bupati Indragiri Hulu Hendrizal.



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *