
sawitsetara.co - TANGERANG – Jangan anggap enteng pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini karena pelaku UMKM telah menjadi tulangnggung perekonomian nasional. Terbukti, pada tahun 2024 pelaku UMKM memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap perekonomian Indonesia, dengan nilai kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai sekitar 61%.
“Jadi jangan pernah anggap remeh pelaku UMKM termasuk UMKM berbasis sawit,” kata Hendra Dermawan, S.Pd., MM, Owner Rumah Tamadun dalam Pertemuan Petani dan UMKM Sawit 2025 di Ice BSD, Tangerang, Kamis (7/11/2025).

Bahkan, lanjut Hendra , produk-produk dari Rumah Tamadun kini berkembang pesat meskipun bahan bakunya dari limbah sawit seperti lidi dan daun kelapa sawit yang dibuat anyaman seperti tas tangan, sling bag besar, sling bag sedang, sling bag kecil dan sapu lidi. Terbukti kini beberapa produk dari Rumah Tamadun telah menembus pasar ekspor yang dipesan oleh KBRI di Pakistan.
“Kami ingin membuktikan bahwa limbah bisa jadi berkah, tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga bagi masyarakat yang termarjinalkan. Rumah Tamadun adalah ruang inklusif, tempat semua orang bisa tumbuh dan berkontribusi,” ujar Hendra. Maka Hendra menambahkan, “sudah waktunya pelaku UMKM naik kelas.”
Melihat hal ini, Hendra berpesan, jika pelaku UMKM sudah mendapatkan pasar maka jagalah kualitas dari produk-produk tersebut. “Sebab pasar kita yang bentuk, jangan takut kalau produk kita tidak laku,” jelas Hendra.

Selain itu, Hendra juga mengingatkan, jika ingin berbisnis maka bergabunglah dengan circle yang ttepat. Bergaulah dengan circle yang saling memotivasi. Selain itu perlu diketahui, bisnis itu Adalah bagian dari ibadah,” ucap Hendra.
Hendra pun menjelaskan, jika ingin berbisnis maka berbisnislah berdasarkan passion and purpose. Pastikan binis yang tepat dengan usaha yang akan dijalani. Perhatikan need pasra. “Lalu yang tidak kalah penting yakni siapkan branding terhadap produk yang akan dipasarkan,” himbau Hendra.

Kini, Rumah Tamadun saat ini memiliki 12 orang pekerja tetap dan 40 pekerja tidak tetap, serta secara aktif melibatkan warga lapas dalam proses produksi. Pendekatan ini memberi manfaat ganda, yaitu mengurangi limbah dan menciptakan peluang ekonomi baru, khususnya bagi perempuan dan kelompok rentan.
Melihat hal ini Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menyambut baik. Pihaknya sangat mendukung pelaku UMKM berbasis sawit. Sebab dengan mendorong pelaku UMKM berbasis sawit sama dengan mendorong ekonomi masyarakat, dan ini membuktikan bahwa sawit bukan milik industri saja.



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *