
sawitsetara.co – SABAH – Sektor perkebunan kelapa sawit di Sabah membutuhkan ribuan pekerja migran asal Indonesia. Permintaan tenaga kerja yang tinggi ini didorong oleh perluasan areal tanam dan peningkatan kebutuhan produksi.
Lebih dari separuh pekerja di sektor kelapa sawit Sabah adalah warga negara Indonesia. Angka ini menunjukkan tingginya ketergantungan industri sawit Malaysia terhadap tenaga kerja dari Indonesia.
Sebab itu, Pemerintah Indonesia dan pelaku usaha di Malaysia berupaya memperkuat kerja sama dengan lembaga penyalur tenaga kerja dari Indonesia untuk memastikan proses perekrutan berjalan resmi dan berkelanjutan.
Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri, Senin (27/10/2025), upaya ini dibicarakan dalam pertemuan penting, yang dikenal sebagai Business Matching Ketenagakerjaan, diadakan di Tawau pada 17 Oktober 2025 lalu.
Forum di Tawau dihadiri oleh perwakilan dari Jabatan Tenaga Kerja Daerah Tawau, pimpinan PERPEMINDO, serta sekitar 50 peserta dari berbagai agensi dan perusahaan yang beroperasi di Sabah.
Konsulat RI Tawau menyatakan dukungan penuh terhadap kolaborasi antara pihak Malaysia dan Indonesia untuk memperkuat tata kelola penyaluran tenaga kerja sawit. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjaga perlindungan hukum bagi pekerja migran Indonesia.
Sektor perkebunan sawit di Sabah dikenal sebagai penggerak utama perekonomian wilayah tersebut. Kontribusi tenaga kerja asal Indonesia sangat signifikan dalam mendukung produktivitas dan keberlanjutan industri pengolahan minyak sawit di Malaysia bagian timur.
PERPEMINDO menyampaikan apresiasi atas fasilitasi yang diberikan oleh Konsulat RI Tawau. Pertemuan di Tawau diharapkan dapat memperluas kerja sama antarperusahaan, setelah kegiatan serupa sebelumnya diadakan di Kota Kinabalu.
Selain penandatanganan kerja sama, acara juga diisi dengan sesi business matching antara agensi Malaysia dan perusahaan penyalur tenaga kerja dari Indonesia. Para peserta berkesempatan membahas kebutuhan spesifik tenaga kerja perkebunan sawit di berbagai wilayah Sabah.
Konsulat RI Tawau menekankan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi ketenagakerjaan kedua negara untuk memastikan proses perekrutan berjalan transparan. Pemantauan dan evaluasi terhadap perusahaan yang belum sepenuhnya patuh akan dilakukan secara berkala.
Acara diakhiri dengan penyerahan cenderamata, sesi foto bersama, dan ramah tamah. Momen ini menandai kelanjutan kolaborasi antara pelaku usaha penempatan tenaga kerja Indonesia dan agensi Malaysia di sektor perkebunan sawit.


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *