KONSULTASI
Logo

Petani Sawit Riau Raih Sertifikat RSPO Pertama di Lingkungan PTPN III

6 November 2025
AuthorDwi Fatimah
EditorDwi Fatimah
Petani Sawit Riau Raih Sertifikat RSPO Pertama di Lingkungan PTPN III

sawitsetara.co - ROKAN HULU - Di antara hamparan hijau sawit muda yang membingkai perkampungan asri di barat Bumi Pertiwi, tersimpan kisah besar dari sebuah desa kecil bernama Kumain. Desa ini kini menjadi sorotan nasional, bahkan internasional. Setelah Koperasi Produsen Makarti Jaya resmi mengantongi sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), pengakuan global untuk praktik perkebunan sawit berkelanjutan.

Lebih dari sekadar penghargaan, sertifikasi ini menjadi yang pertama bagi petani di lingkungan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) “Rasanya puas, bahagia, dan terharu. Setahun penuh kerja keras akhirnya terbayar lunas,” tutur Hadiyanto, Ketua Koperasi Produsen Makarti Jaya, saat menerima kunjungan Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV PalmCo, Irwan Perangin-Angin, akhir pekan lalu.

Capaian ini bukan hasil instan. Perjalanan menuju pengakuan RSPO dimulai sejak Mei 2024, diawali dari pemetaan lahan dan pendataan anggota. Langkah berikutnya, koperasi menggelar pelatihan intensif untuk meningkatkan kapasitas petani dalam praktik Good Agricultural Practices (GAP) dari manajemen pupuk hingga penggunaan alat pelindung diri (APD).

Memasuki awal 2025, audit internal dilaksanakan, disusul audit eksternal pada Mei. Hasilnya luar biasa, zero major non-conformity atau tanpa satu pun pelanggaran prinsip maupun kriteria RSPO.

“Ini bukti bahwa petani kecil bisa menerapkan standar global dengan disiplin dan komitmen tinggi,” ujar Hadiyanto bangga.


Sawit Setara Default Ad Banner

Ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada PTPN IV Regional III, Unilever, dan Forum Komunikasi Purna Karya Perkebunan Nusantara (FKPPN) yang memberi pendampingan penuh sejak awal.

Meski sukses besar telah diraih, perjuangan belum selesai. Tantangan terbesar kini adalah menjaga konsistensi dan membangun kesadaran di antara anggota koperasi yang memiliki latar belakang pendidikan beragam.

“Awalnya sulit. Banyak yang belum paham pentingnya SOP atau APD. Tapi pelan-pelan, kesadaran tumbuh. Semangat gotong royong jadi kekuatan kami,” kata Hadiyanto.

Koperasi kini menatap agenda besar berikutnya: replanting atau peremajaan tanaman sawit di lahan seluas 300 hektare. Selain itu, mereka berencana memperluas unit usaha dan menambah anggota koperasi.

“Orientasi kami sederhana — koperasi makin kuat, petani makin sejahtera,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Irwan Perangin-Angin menegaskan bahwa keberhasilan Makarti Jaya menjadi bukti nyata sinergi antara perusahaan dan petani dalam mewujudkan industri sawit nasional yang tangguh dan berkelanjutan.

“Kami tidak hanya ingin petani produktif, tapi juga berdaya dan berkelanjutan. RSPO membuktikan bahwa petani Indonesia bisa memenuhi standar global tanpa kehilangan jati diri lokal,” ujar Irwan.

PTPN IV PalmCo, katanya, menargetkan seluruh petani mitra binaan di Indonesia dapat menerapkan praktik sawit berkelanjutan dan memperoleh sertifikasi serupa.

“Dari Kumain, kita belajar bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Ini bukan akhir, tapi awal dari masa depan sawit Indonesia yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan,” tegas Irwan.

Kini, sawit dari Kumain tak lagi sekadar komoditas ekonomi — tapi simbol perubahan. Para petani yang dulu bekerja dalam kesunyian kebun kini berdiri sejajar dengan produsen dunia yang menjunjung prinsip keberlanjutan.


Sawit Setara Default Ad Banner

Sertifikasi RSPO bukan hanya membuka akses pasar internasional, tapi juga menumbuhkan cara pandang baru tentang arti berkebun secara bertanggung jawab.

“Sawit berkelanjutan bukan lagi sekadar jargon. Ia sudah jadi praktik nyata di tanah kami,” tutup Hadiyanto dengan senyum penuh keyakinan.

Dari desa kecil di jantung Rokan Hulu, cahaya harapan sawit berkelanjutan Indonesia kini mulai menyala terang — menerangi jalan bagi ribuan petani lain untuk mengikuti jejak Makarti Jaya menuju masa depan yang hijau dan berdaya.


Berita Sebelumnya
Lhokseumawe Siap Jadi Pusat Ekspor Sawit Aceh Berdaya Saing Global

Lhokseumawe Siap Jadi Pusat Ekspor Sawit Aceh Berdaya Saing Global

Kota Lhokseumawe bersiap untuk mengambil peran sentral dalam perekonomian Aceh. Wali Kota Lhokseumawe, Sayuti Abubakar, mengumumkan cita-cita ini dapat diwujudkan dengan fokus utama ekspor pada sektor kelapa sawit.

5 November 2025 | Berita

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *