
sawitsetara.co - JAKARTA - Sektor kelapa sawit kembali menunjukkan tajinya sebagai penopang utama ekonomi nasional. Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) yang juga Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga, mengungkapkan potensi pendapatan dari industri sawit Indonesia tahun ini bisa menembus hampir Rp 1.000 triliun.
Berdasarkan hitungannya, total revenue sektor sawit pada 2024 mencapai US$ 61,7 miliar atau setara Rp 998 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.200 per dolar AS. Angka fantastis ini mencerminkan besarnya kontribusi industri sawit terhadap perekonomian nasional.
“Kalau dihitung-hitung, dengan total produksi sekitar 58 juta ton, potensi pendapatan kita tahun ini mencapai US$ 61,7 miliar atau hampir Rp 1.000 triliun,” ungkap Sahat dalam Workshop Jurnalis Promosi UMKM Sawit, Kamis (23/10/2025).
ak berhenti di situ, Sahat optimistis pendapatan sawit Indonesia akan terus menanjak dalam lima tahun mendatang. Ia memproyeksikan, pada 2029 sektor sawit berpotensi menghasilkan US$ 124,7 miliar atau sekitar Rp 2.066 triliun, dengan produksi nasional melonjak hingga 98 juta ton.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa capaian besar itu tidak akan datang begitu saja. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, mulai dari perbaikan tata kelola industri, penguatan peran koperasi dan UMKM, hingga peningkatan kesejahteraan petani sawit.
“Kita harus ubah mindset. Petani jangan hanya jadi objek, tapi jadi subjek. Kita ingin petani sawit menjadi tuan-tuan kaya raya di negeri sendiri,” tegasnya.
Sahat menilai, koperasi dan UMKM memiliki peran vital dalam menggerakkan ekonomi sawit rakyat. Melalui penguatan kelembagaan dan manajemen koperasi modern, para pelaku kecil di sektor ini bisa naik kelas dan berdaya saing tinggi.
“UMKM dan koperasi harus jadi titik kemajuan sawit. Bentuklah koperasi yang kuat, tapi jangan lagi dengan konotasi lama yang identik dengan ketertinggalan,” pungkasnya.
Industri kelapa sawit selama ini menjadi andalan ekspor nasional dengan menyerap jutaan tenaga kerja dan menopang perekonomian di berbagai daerah. Dengan pembenahan menyeluruh dan sinergi antara pemerintah, pelaku industri, serta petani, bukan tidak mungkin Indonesia akan semakin kokoh sebagai raja sawit dunia dalam lima tahun ke depan.


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *