sawitsetara.co – JAKARTA – Pemerintah sedang mempersiapkan uji coba teknis penggunaan bahan bakar biodiesel campuran 50 persen (B50), yang diharapkan dapat mulai diterapkan pada tahun 2026.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi menuturkan, penerapan B50 pada tahun depan akan didasarkan pada hasil studi ekonomi.
“Kita sedang menyiapkan uji untuk B50, tapi nanti mandatorinya akan dilihat sektor studi perekonomiannya akan seperti apa. Jadi, kita masih studi, yang pasti kita sedang menyiapkan,” kata Eniya di Jakarta.
Menurut Eniya, capaian implementasi B40 tahun ini menunjukkan hasil positif. Ia menyebut penyerapan biodiesel untuk program tersebut sudah mencapai 10 juta kiloliter atau sekitar 70 persen dari target.
Ia menambahkan bahwa insentif untuk B40 tahun ini baru diberikan khusus untuk Public Service Obligation (PSO), sehingga ini menjadi pertama kalinya harga pasar diterapkan untuk non-PSO.
“Karena B40 itu baru tahun ini insentifnya hanya untuk PSO. Jadi, baru pertama kali kita terapkan harga market untuk non-PSO,” jelas Eniya.
Eniya melanjutkan bahwa implementasi B40 di dalam negeri memberikan dampak yang sangat baik. Ia menyebut pertumbuhan industri semakin positif dan tingkat serapan biodiesel juga meningkat.
“Jadi, kita sudah melihat bahwa industri kita juga tumbuh serapannya juga baik, dan kita lihat nanti biodiesel akan seperti apa,” ujar Eniya.
Secara ekonomi, program biodiesel memberikan kontribusi signifikan. Eniya mencatat bahwa negara menghemat devisa hingga Rp 60 triliun, dan pengolahan CPO menjadi biodiesel menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 9,5 triliun.
“Angka ini cukup signifikan untuk membantu sektor petani, pertumbuhan industri,” ujarnya.
Tahun ini, terdapat empat perusahaan baru yang tengah mengurus perizinan pembangunan industri biodiesel di Gresik, Cilegon, Kalimantan, dan Sumatera.
“Dengan tambahan ini, target produksi diharapkan bisa terakselerasi. Memang masih ada tantangan harga di beberapa daerah, tetapi kami juga sedang mengkaji biaya logistik agar harga biodiesel tetap terjangkau bagi semua wilayah,” pungkas Eniya.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *