sawitsetara.co – SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) berupaya meratakan jaringan listrik seluruh wilayahnya dengan energi terbarukan. Tak hanya bergantung pada jaringan listrik negara (PLN), kini mereka memanfaatkan potensi lokal, yaitu limbah sawit, untuk menghasilkan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Kecamatan Sandaran menjadi pionir dalam penerapan program inovatif ini. Melalui kerja sama dengan pihak swasta dan PLN, pemerintah daerah berambisi menjadikan kawasan terpencil ini sebagai contoh nyata penggunaan energi mandiri yang bersumber dari sumber daya lokal.
“Insya Allah, nanti saya akan meresmikan listrik di salah satu desa di Kecamatan Sandaran. Satu per satu sudah mulai terealisasi secara bertahap,” kata Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, diikutip radarmedia.id, Senin (6/10/2025).
Dalam tahap awal, Pemkab Kutim menggabungkan dua strategi utama. Pertama, memanfaatkan kelebihan daya dari PT Bumi Mas Agro (BMA), sebuah perusahaan sawit yang menyalurkan kelebihan listriknya ke PLN untuk didistribusikan ke masyarakat sekitar.
Kedua, mereka sedang menyiapkan jalur khusus untuk energi biodiesel sawit. Limbah pengolahan sawit akan diolah menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik, sebagai solusi jangka panjang bagi daerah yang belum terjangkau jaringan utama.
“Kita juga siap dengan menggunakan biodiesel dari sawit. Insya Allah yang akan kami resmikan di Sandaran,” kata Ardiansyah.
Program ini sekaligus menunjukkan keseriusan Pemkab dalam mewujudkan kemandirian energi di daerah terpencil. Kutim, dengan sebagian besar wilayahnya berupa perkebunan, memiliki potensi besar untuk pengembangan energi berbasis sawit.
Selain proyek di Sandaran, berdasarkan laporan PLN, sekitar 9 hingga 15 desa di Kutim juga akan segera dialiri listrik. Bupati menegaskan target ideal pemerintah daerah adalah 100 persen desa di Kutim dialiri listrik.
Meski teknis pelaksanaan menjadi tanggung jawab PLN, Pemkab terus mendorong percepatan melalui berbagai kerja sama. “Mereka paham betul bahwa Kutim ini wilayahnya sangat luas, dan mereka siap memberikan pelayanan terbaik,” kata Ardiansyah.
Beberapa inisiatif percepatan elektrifikasi juga melibatkan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), yang memungkinkan masyarakat di pelosok menikmati akses listrik tanpa harus menunggu proses panjang di tingkat pusat.
Melalui sinergi antara pemerintah daerah, PLN, dan pihak swasta, Pemkab Kutim berharap seluruh wilayah Kutim, dari pesisir hingga pedalaman, dapat segera merasakan manfaat listrik yang berkelanjutan.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *