
sawitsetara.co - JAKARTA – Diakhir tahun 2025 atau menjelang menuju biodiesel 50 persen berbahan sawit atau disebut B50, ekspor crude palm oil (CPO) masih menanjak sesuai target dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). “Jadi ekspor CPO kita (masih) meningkat terus," ujar Menteri Perdagangan, Budi Santoso, di Jakarta (21/11/2025).
Lebih lanjut sampai saat ini, Budi belum mendengar adanya laporan keluhan terkait penurunan ekspor CPO. Ekspor CPO Indonesia masih berjalan sesuai dengan permintaan pasar. Namun harus diakui bahwa kebijakan B50 diperkirakan akan meningkatkan kebutuhan CPO di dalam negeri, tapi pihaknya belum melihat dampak negatif terhadap kinerja ekspor.

"Sampai sekarang belum ada penurunan kuota ekspor (CPO), dan kami sering komunikasi juga dengan pelaku usaha," jawab Budi.
Sekedar catatan, ekspor CPO Indonesia pada semester I 2025 mencapai nilai USD11,43 miliar, mengalami kenaikan 24,81% dari tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan dari negara utama seperti China, India, dan Pakistan, serta didukung oleh harga rata-rata CPO yang lebih tinggi sepanjang semester I-2025.
Lalu, ekspor CPO Indonesia pada tahun 2024 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023, dengan total volume ekspor 29,5 juta ton dan nilai mencapai Rp440 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya ekspor ke Tiongkok dan India, meskipun terdapat kenaikan pada ekspor ke Pakistan dan Timur Tengah.

Sementara itu, berdasarkan catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bahwa produksi CPO bulan Mei 2025 turun 7,01% menjadi 4.165 ribu ton dari 4.479 ribu ton di bulan sebelumnya, produksi PKO bulan Mei juga turun menjadi 396 ribu ton dari 425 ribu ton. Secara YoY sampai dengan bulan Mei, produksi CPO+PKO tahun 2025 mencapai 22.600 ribu ton atau sekitar 2,08% lebih tinggi dari produksi tahun 2024 sebesar 22.140 ribu ton. Konsumsi dalam negeri mengalami penurunan dari 2.100 ribu ton pada bulan April menjadi 2.029 ribu ton pada bulan Mei.
Konsumsi untuk pangan pada bulan Mei turun menjadi 803 ribu ton atau turun sebesar 7,81% dari bulan sebelumnya sebesar 871 ribu ton, untuk oleokimia naik menjadi 187 ribu ton atau sebesar 2,19% dari bulan sebelumnya sebesar 183 ribu ton sedangkan untuk biodiesel turun menjadi 1.039 ribu ton atau sebesar 0,67% dari bulan sebelumnya sebesar 1.046 ribu ton. Total ekspor produk sawit pada bulan Mei naik menjadi 2.664 ribu ton atau naik sebesar 49,75% dari ekspor bulan sebelumnya sebesar 1.779 ribu ton.
Kenaikan ekspor terbesar terjadi pada minyak sawit olahan yang naik menjadi 1.967 ribu ton dari 1.241 ribu ton pada bulan Mei (58,50%) di ikuti CPO yang naik menjadi 164 ribu ton dari 54 ribu ton pada bulan Mei (23,70%). Ekspor oleokimia juga mengalami kenaikan menjadi 437 ribu ton dari 368 ribu ton pada bulan Mei (18,75%). Menurut negara tujuan ekspornya, kenaikan ekspor pada bulan Mei dari bulan sebelumnya antara lain; India (230 ribu ton), China (88 ribu ton), USA (32 ribu ton), Pakistan (50 ribu ton), Bangladesh (54 ribu ton), Afrika (197 ribu ton) dan EU (117 ribu ton).



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *