sawitsetara.co - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali melesat pada akhir pekan lalu, menandai reli dua minggu berturut-turut di tengah kabar peningkatan stok Malaysia yang seharusnya menjadi tekanan negatif.
Pada perdagangan Jumat (10/10/2025), harga CPO kontrak pengiriman Desember di Bursa Malaysia ditutup di level MYR 4.546 per ton, naik 0,98% dibandingkan hari sebelumnya. Sepanjang pekan, harga komoditas andalan Asia Tenggara ini menguat 2,34% secara point-to-point.
Kenaikan beruntun ini terbilang menarik, karena terjadi di tengah laporan Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang justru menunjukkan lonjakan stok minyak sawit Malaysia sebesar 7,2% menjadi 2,36 juta ton pada September, level tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Namun, sentimen positif datang dari Indonesia. Pemerintah menegaskan keseriusan menjalankan program B50, yakni pencampuran 50% bahan bakar nabati (biofuel) ke dalam bahan bakar minyak (BBM), yang ditargetkan mulai berjalan pada semester II-2026.
Program B50 ini bukan hanya menjadi langkah besar menuju kemandirian energi, tetapi juga bakal menyerap sekitar 5,3 juta ton CPO untuk kebutuhan domestik. Artinya, pasokan ekspor akan menyusut, sementara permintaan global tetap tinggi—sebuah kombinasi sempurna yang mendorong harga naik.
Sebagai eksportir CPO terbesar dunia, setiap kebijakan Indonesia selalu punya dampak domino terhadap pasar global. Ketika pasokan dari Tanah Air berkurang, dunia pun bersiap menghadapi potensi kenaikan harga.
Dari sisi teknikal, harga CPO masih bergerak di zona bullish. Indikator Relative Strength Index (RSI) berada di level 62, menandakan tren penguatan masih dominan.
Namun, sinyal kewaspadaan muncul dari indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh level 100 alias overbought. Kondisi ini biasanya menandakan potensi koreksi jangka pendek.
Jika koreksi terjadi, level support terdekat berada di MYR 4.461 per ton (MA-5), kemudian MYR 4.439 per ton (MA-10). Adapun skenario terburuk bisa menuju MYR 4.216 per ton (MA-100).
Sebaliknya, jika momentum bullish berlanjut, harga berpeluang menguji resistance di MYR 4.570 per ton. Jika level ini berhasil ditembus, CPO bisa melesat ke kisaran MYR 4.593–4.595 per ton.
Dengan tren permintaan domestik Indonesia yang terus meningkat dan komitmen pemerintah terhadap bioenergi, harga CPO berpeluang tetap bertahan di zona tinggi dalam beberapa pekan ke depan.
Namun, para pelaku pasar diimbau tetap waspada terhadap potensi koreksi jangka pendek seiring kondisi pasar yang mulai jenuh beli.
Bagi investor, CPO tetap menjadi komoditas strategis dengan prospek cerah, seiring transisi energi dunia menuju sumber energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Tags:
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *