
sawisetara.co – JAYAPURA – Ada banyak cara untuk mendoron kemaandirian energi. Salahsatunya sepertti yang dilakukan oleh Universitas Cenderawasih (Uncen) di Kota Jayapura, Provinsi Papua yang mengajarkan masyarakat Kampung Yoboy dan Kehiran di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel.
Seperti diketahui bahwa jumlah minnyak jelantah yang ada di masyarakat tidaklah kecil. Maka degan mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel ini akan menjadi lebih bbermanfaat khususnya perusahaan yang ingin mebcari bbiodiesel unruk bahan bakar kendaraannya seperti truck ataupun mobil dengan double cabin.
Total jumlah minyak jelantah yang bisa dihasilkan dari konsumsi minyak goreng di Indonesia diperkirakan mencapai 1,2 hingga 3 juta kiloliter/tahun, meskipun angka yang berhasil dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk keperluan seperti biodiesel atau ekspor lebih rendah. Potensi minyak jelantah ini terus meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi minyak goreng, namun penyerapan atau pengumpulannya masih rendah, sehingga sebagian besar minyak jelantah berpotensi terbuang begitu saja atau bahkan mencemari lingkungan.
Atas dasar itu jugalah Uncen mengajarkan masyarakat untuk mengubah minyak jelantah menjadi biodoesel.
Kegiatan pelatihan tersebut difokuskan pada diskusi kelompok terarah serta praktik langsung cara mengolah limbah minyak jelantah menjadi biodiesel yang aman, murah dan ramah lingkungan. "Kami ingin pengetahuan ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan energi sehari-hari," kata Ketua Tim Pengabdian Masyarakat yang juga Dosen MIPA Uncen Papua, Yohanis Mandik.

Lebih lanjut, Yohanis juga memberitahunkan bahwa penggunaan minyak goreng berulang-ulang dapat menimbulkan risiko kesehatan, sementara jika dibuang langsung ke lingkungan dapat mencemari alam. "Oleh karena itu kami memperkenalkan cara sederhana mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel, yang dapat digunakan untuk menyalakan kompor atau lampu," jelas Yohanis.
Sementara itu Ketua kelompok sadar energi Kampung Yoboy Hanny Felle mengapresiasi kegiatan tersebut "Melalui inovasi sederhana ini, limbah rumah tangga yang sebelumnya terbuang percuma link berpotensi menjadi energi alternatif yang bermanfaat dan bernilai ekonomi," kata Yoby.
Sekedar catatan, biodiesel dari sawit dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar mesin diesel, yang meliputi kendaraan transportasi (mobil, kereta api, kapal laut), alat dan mesin pertanian, serta alat dan mesin pertambangan. Penggunaan biodiesel ini menawarkan manfaat ekonomi dengan mengurangi ketergantungan pada impor solar fosil dan menghemat devisa, serta manfaat lingkungan dengan menurunkan emisi gas rumah kaca dan polusi udara, sehingga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.


Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *