sawitsetara.co – NIAS SELATAN – Kesuksesan bisa datang dan dicapai dengan berbagai cara. Saut Situmorang, perantau asal Padang Sidempuan, Sumatera Utara, membuktikan itu. Menyeberang ke Kabupaten Nias Selatan pada 1990, awalnya ia berprofesi sebagai teknisi elektronik. Namun pekerjaan ini kurang menghasilkan di sana.
Lewat usaha keras, Saut banting ‘obeng’ alih profesi ‘membangunkan’ lahan tidur menjadi perkebunan kelapa sawit. Usaha itu sukses, kini ia berhasil mengembangkan usaha perkebunan sawit di lahan Km. 7 Kecamatan Fanayama.
Saut menjelaskan ketertarikannya pada kelapa sawit karena tanaman ini tidak terlalu pilih-pilih dalam hal kondisi tanah. Dengan dedikasi dan kerja keras, Saut mengubah lahan yang awalnya kurang produktif menjadi kebun sawit subur dan bernilai ekonomi tinggi.
“Dalam menanam pohon kelapa sawit tidak memilih kondisi /jenis tanah, dimana saja dapat tumbuh, asalkan kondisi daerah tersebut memiliki iklim cuaca adanya matahari dan hujan,” kata Saut, menceritakan pengalamannya kepada Rri.co.id, Senin (6/10/2025).
Ia melihat potensi besar di Nias Selatan karena iklimnya yang mendukung pertumbuhan kelapa sawit. Saat ini, Saut memiliki kebun seluas 5 hektare dengan 600 pohon kelapa sawit.
“Kita telah menanam 600 pohon kelapa sawit dan kita bersyukur sekitar 400 pohon kelapa sawit yang sudah produktif saat inj atau sudah kita panen hasilnya,” katanya.
Hasil panen yang melimpah memungkinkan Saut menjual Tandan Buah Segar (TBS) dan brondolan ke pabrik kelapa sawit di luar Pulau Nias. Usahanya tidak hanya meningkatkan taraf hidup keluarganya tetapi juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Saut berharap masyarakat dapat memanfaatkan lahan yang tidak produktif untuk ditanami tanaman yang memiliki potensi ekonomi, seperti kelapa sawit. Ia yakin hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Nias Selatan.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *