sawitsetara.co - Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggarisbawahi pentingnya riset, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor sebagai fondasi utama dalam memperkuat industri kelapa sawit Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Hendrian dalam sambutannya pada The 2nd Indonesia Palm Oil Research and Innovation Conference and Expo (IPORICE) 2025 yang diselenggarakan di Kampus BRIN KST Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, pada Kamis (2/10/2025).
Hendrian menekankan bahwa Indonesia, sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia, memiliki posisi strategis dalam ekonomi global. Namun, ia juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi, mulai dari isu lingkungan dan perubahan teknologi hingga dinamika pasar internasional.
Menurut dia, Indonesia memiliki peran vital dalam perekonomian nasional, ketahanan energi dan pangan, serta pembangunan berkelanjutan. Riset dan inovasi disebut sebagai kunci untuk menjaga daya saing, ketahanan, dan keberlanjutan sektor sawit.
“BRIN berkomitmen penuh memperkuat ekosistem riset perkelapasawitan, tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk sawit, tetapi juga untuk memastikan kontribusi sektor ini terhadap kesejahteraan masyarakat dan visi besar Indonesia Maju,” kata Hendrian, seperti dikutip dari laman BRIN.
Keberhasilan, menurut Hendrian, hanya dapat dicapai melalui kolaborasi erat antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat. Sinergi menjadi pondasi penting dalam membangun sektor sawit nasional yang tangguh dan adaptif.
Hal ini, kata dia, sejalan dengan prioritas nasional dalam RPJMN 2025–2029, khususnya dalam mendorong kemandirian bangsa melalui ketahanan pangan, energi, air, serta penguatan ekonomi syariah, digital, hijau, dan biru.
Hendrian juga menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor sawit. Ia ingin sektor ini menarik bagi generasi muda yang kreatif dan melek teknologi. Strategi pengembangan rantai pasok dan optimalisasi peran penyuluh pertanian juga menjadi kunci dalam memperkuat ekosistem SDM sawit.
BRIN berharap IPORICE 2025 dapat memperkuat forum ini sebagai ruang dialog dan kolaborasi lintas sektor yang produktif. Hendrian berharap diskusi selama konferensi dapat menghasilkan rekomendasi konkret, kemitraan strategis, dan terobosan kebijakan untuk pembangunan sektor sawit ke depan.
Pada hari pertama, diskusi fokus pada kebijakan industri sawit dan sinergi antar pelaku usaha. Sementara pada hari kedua, fokus bergeser pada peran industri sawit dalam mendukung transformasi menuju ekonomi hijau, termasuk energi baru dan terbarukan.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *