KONSULTASI
Logo

BPDP Dorong Transisi Energi untuk Jaga Pasar Lokal dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani

13 September 2025
AuthorIbnu
EditorIbnu
BPDP Dorong Transisi Energi untuk Jaga Pasar Lokal dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani

sawitsetara.co – JAKARTA – Berbagai langkah dan upaya terus dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong transisi energi untuk mewujudkan Asta Cita, salah satunya seperti Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang terus mendorong hilirisasi sawit sejak tahun 2025. Hilirisasi sawit dilakukan untuk menciptakan harga di pasar domestik tetap stabil dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Sejak awal, strategi kami adalah menciptakan permintaan di dalam negeri agar petani tetap memperoleh harga yang kompetitif. Kini harga yang diterima petani sawit terus mencatatkan rekor hampir setiap bulan,” ungkap Direktur Penyaluran Dana Sektor Hilir BPDP Mohammad Alfansyah dalam Sustainability Action for The Future Economy 2025 di Jakarta.

Lebih lanjut menurut Alfansyah, sawit kini menjadi penopang penting transisi energi melalui program biodiesel. Sehingga dengan campuran 40 persen sawit dalam setiap liter solar, ketergantungan pada energi fosil berkurang sekaligus memperkuat kedaulatan energi.

Seperti diketahui, rencananya pemerintah akan menerapkan B50 pada tahun 2026 nanti. Harapannya dengan menerapkan B50 dapat menjaga harga pasar domestik dan meningkatkan tandan buah segar (TBS) ditingkat petani.


Sawit Setara Default Ad Banner

Terkait B50, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung menjelaskan, langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah mengurangi emisi kendaraan bermotor berbahan bakar diesel sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak solar.

“Jadi, pada tahun 2025 ini mandatorinya adalah B40 dan kita sudah mempersiapkan untuk tahun depan untuk mandatorinya adalah B50,” kata Yuliot.

Yuliot menambahkan, kebijakan mandatori biodiesel telah dikembangkan secara bertahap sejak 2015, dan terus disesuaikan dengan kebutuhan industri, transportasi, dan masyarakat. Kebijakan ini juga sejalan dengan arah transisi energi Indonesia menuju penggunaan energi hijau yang lebih berkelanjutan.

“Kita juga itu membuat mandatori bagaimana ini kendaraan-kendaraan yang menggunakan diesel Ini bisa dikurangi emisinya dan juga ketergantungan kita terhadap impor diesel, minyak diesel itu juga berkurang,” kata Yuliot.


Sawit Setara Default Ad Banner

Kebijakan ini merupakan bagian dari ketahanan energi yang berbasis energi hijau (green energy), sehingga manfaat ekonominya juga dapat dimaksimalkan.

Yuliot mengatakan, implementasi B40 pada tahun 2025 menghasilkan penghematan devisa negara sebesar USD9,33 miliar, atau setara dengan sekitar Rp 147 triliun, seiring dengan berkurangnya impor minyak solar. “Ini kan angka yang cukup besar yang bisa kita lakukan penghematan,” ungkap Yuliot.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *