
sawitsetara.co – JAKARTA – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) mengungkapkan bahwa berdasarkan laporan PASPI pemanfaatan bioenergi dan biomaterial berbasis sawit menawarkan potensi besar sebagai pengganti energi dan material berbasis fosil. Substitusi ini bertujuan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang menjadi isu lingkungan.
Dilansir dari laman BPDP, berdasarkan berbagai studi, sektor energi berbasis bahan bakar fosil menjadi penyumbang utama emisi GRK global. Sekitar 73 persen emisi GRK dunia berasal dari penggunaan energi fosil. Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia, di mana energi fosil menjadi penyumbang terbesar emisi GRK.
Pemerintah Indonesia mencatat bahwa sektor energi berkontribusi sekitar 34 persen dari total emisi nasional pada tahun 2010. Jika tidak ada upaya signifikan, emisi Indonesia diproyeksikan meningkat pada tahun 2030, dengan sektor energi sebagai penyumbang utama.

Peningkatan konsentrasi GRK menyebabkan efek rumah kaca yang memperparah kenaikan suhu global dan perubahan iklim. Untuk itu, eluruh masyarakat dunia perlu berperan aktif menjadi bagian dari solusi. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah biodiesel sawit.
Biodiesel sawit telah terbukti memberikan kontribusi nyata dalam pengurangan emisi GRK. Biodiesel berfungsi sebagai pengganti solar berbasis fosil dengan tingkat efisiensi emisi yang signifikan, yakni dapat menghemat emisi antara 30 hingga 70 persen.
Contohnya adalah program mandatori biodiesel di Indonesia, dari B5 hingga B40, telah memberikan dampak signifikan terhadap penghematan emisi GRK. Penghematan emisi GRK meningkat dari 2,4 juta ton CO₂ eq pada tahun 2015 menjadi 35,58 juta ton CO₂ eq pada tahun 2024, dan diperkirakan mencapai 41,46 juta ton CO₂ eq pada tahun 2025.
Selain itu, pengembangan hilirisasi biofuel dan bioenergi berbasis kelapa sawit menawarkan potensi besar untuk pengurangan emisi di sektor energi. Misalnya pengembangan bensin sawit (green gasoline) dan sustainable aviation fuel (SAF) berpotensi memberikan kontribusi lebih besar.

BPDP melalui program Grant Riset Sawit (GRS) telah mendukung berbagai penelitian dan inovasi teknologi, seperti pemanfaatan cangkang sawit menjadi biocoal dan tandan kosong kelapa sawit menjadi biopellet.
Inovasi lain dalam bidang bioenergi berbasis biomassa sawit mencakup pengembangan bio-crude oil (BCO), bio-oil, dan bioetanol. Pemanfaatan biomassa sawit untuk sintesis dimetil eter (DME) juga terus dikembangkan.
Produk turunan kelapa sawit melalui jalur hilirisasi oleochemical complex dan biomass-biomaterial complex memiliki potensi besar untuk menghasilkan produk substitusi yang lebih ramah lingkungan, seperti biosurfaktan, biolubrikan, dan bioplastik.
Pemanfaatan produk biofuel, bioenergi, serta oleokimia dan turunannya berbasis kelapa sawit merupakan strategi penting dalam mengurangi emisi GRK. Industri kelapa sawit Indonesia, baik di sektor hulu maupun hilir, memiliki kontribusi signifikan dalam upaya pengendalian emisi GRK secara global.



Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *