sawitsetara.co - PADANG - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sumatera Barat, Jufri Nur, menegaskan pentingnya kesetaraan bagi seluruh petani sawit di Indonesia. Menurutnya, sudah tidak relevan lagi ada perbedaan antara petani mitra plasma dan petani swadaya karena keduanya kini sama-sama profesional dalam mengelola kebun.
“Petani sawit sekarang sudah maju, sudah profesional. Tidak perlu lagi ada pembeda antara plasma dan swadaya, termasuk soal harga. Semua harus diperlakukan sama,” tegas Jufri, saat memperingati Hari Tani Nasional, Selasa (24/9/2025).
Selain itu, Jufri juga meminta kejelasan dalam proses perpanjangan Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan perkebunan. Ia menekankan, kewajiban 20 persen kebun plasma seharusnya benar-benar diambil dari lahan HGU yang akan diperpanjang. Namun, ia mengingatkan agar kebijakan tersebut tetap memperhatikan izin pemilik lahan serta hak ulayat masyarakat adat di masing-masing daerah.
“Ini penting agar hak masyarakat adat dihormati, dan kewajiban perusahaan juga berjalan sesuai aturan. Dengan begitu, semua pihak bisa tumbuh bersama,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jufri menegaskan bahwa petani sawit di Sumatera Barat mengikuti arahan DPP APKASINDO untuk tidak turun ke jalan saat Hari Tani Nasional. Para petani diminta tetap bekerja di kebun sebagai bentuk kontribusi menjaga ketahanan pangan dan energi berbasis sawit, sekaligus mendukung stabilitas sosial, politik, dan ekonomi nasional.
Instruksi tersebut sebelumnya disampaikan Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Ir. Gulat ME Manurung, dalam Rapat Koordinasi Nasional yang dihadiri 25 DPW dan perwakilan 164 DPD APKASINDO dari seluruh Indonesia.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *