sawitsetara.co – JAKARTA – Lama tak terdengar kabar dan informasi tentang kelanjutan pembangunan Pabrik Minyak Makan Merah (M3) yang di inisiasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM, telah membuat petani sawit Indonesia bertanya-tanya.
Apalagi Presiden Jokowi sudah memberikan aba-aba yang jelas bahwa minyak makan merah akan menjadi solusi serapan TBS petani yang akan dibangun per 1.000 hektar kebun sawit rakyat.
“Pabrik M3 ini juga sekaligus akan menjadi solusi mengurangi ketergantungan masyarakat kepada minyak goreng yang selama ini di produksi,” ujar Teten Menteri Koperasi dan UKM, usai menghadap Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan (18/7/2022).
Atas persetujuan tersebut, tiga pabrik pun sudah dikebut dibangun sejak September lalu di tiga Kabupaten sekaligus di Sumatera Utara. Karena simpul kordinasi teknis pabrik M3 dibawah PTPN dan PPKS, maka Menteri BUMN pun sudah bolak balik meninjau pembangunan Pabrik M3 tersebut. Menteri BUMN melakukan kunjungan kerja karena memang ketiga Pabrik M3 tersebut dikawal oleh PTPN dan PPKS Medan yang merupakan bagian dari BUMN.
Untuk mencari tahu tentang kondisi kekinian rencana besar dari Menteri Koperasi tersebut, Stafsus Wakil Presiden Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah, KH M Imam Aziz didampingi Sekretaris Jenderal DPP APKASINDO (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia), Dr Rino Afrino, ST.,MM, telah berkunjung ke kantor Kementerian Koperasi dan UKM, hariJumat lalu (14/4/2023).
Menteri Koperasi Teten Masduki didampingi Deputi Ahmad Zabadi, langsung menyambut kunjungan Stafsus Wapres dan Perwakilan Petani Sawit tersebut di Kantor Menteri Koperasi dan UKM.
Pada awal pertemuan terlebih dahulu KH M Imam Aziz menjelaskan kunjungan tersebut sembari memperkenalkan Sekjend DPP APKASINDO. “Memang sengaja mengajak Perwakilan Petani Sawit, yang diwakili Sekjend DPP APKASINDO, karena memang Wakil Presiden sangat memperhatikan serta mengapresiasi kinerja APKASINDO dalam perkelapasawitan rakyat, terkhusus telah dilibatkannya Pondok Pesantren melalui Program Santripreneur Berbasis Sawit dibawah koordinasi DPP APKASINDO”, ujarnya.
KH M Imam Aziz juga menjelaskan hubungan Pondok Pesantren dengan Santripreneur berbasis sawit, karena Pondok Pesantren banyak sekali berdiri diseputaran perkebunan kelapa sawit dan ini sangat tepat untuk percepatan program pendirian Pabrik M3.
Setelah KH M Imam Aziz menyampaikan pesan dari Wakil Presiden terkait M3, Selanjutnya pada pertemuan tersebut, Rino menjelaskan secara rinci Program Santripreneur yang sudah dilaksanakan di Riau dan Kalimantan Barat serta menyusul provinsi APKASINDO lainnnya dan hal ini sejalan dengan program strategis Kemenkop UKM perihal Pabrik M3.
“Saat ini program santripreneur memang fokus ke rantai pasok bibit sawit siap salur untuk program PSR dan petani swadaya, tentu besar harapan kami kedepan bisa masuk ke sisi hilirnya sawit seperti Pabrik M3 ini,” ujar Rino.
Selanjutnya Rino menjelaskan bahwa Wakil Presiden tahun lalu berkenan melakukan penanaman perdana kecambah sawit unggul Program Santripreneur Berbasis Sawit, yang berasal dari lima produsen nasional (PPKS Medan, Damimas, Sriwijaya, Topaz, dan First Resources) yang merupakan mitra kerja program ini, “Alhamdulillah saat ini sudah daur ke tiga penangkarannya yang bekerjasama dengan Koperasi Sawit Setara APKASINDO,” lanjut Rino.
Pada kunjungan Wapres tersebut juga diperagakan tentang teknologi prosesing M3 sekaligus diperagakan penggorengan aneka produk makanan menggunakan M3 yang langsung dikordinasikan oleh PPKS Medan, ujar Rino menjelaskan kepada Menteri Koperasi Teten Masduki.
“Nah Wapres sangat tertarik, bahkan berdiskusi intens atas penjelasan dari Direktur Utama PPKS Medan, Dr HM Edwin Lubis, M.AgriSc dan Pak Wapres sempat mencicipi hasil gorengan tersebut. Saat itu juga Wapres Maaruf Amin langsung meminta supaya pabrik M3 ini juga dibangun di beberapa Ponpes yang akan direkomendasi oleh Wapres. Ketertarikan Wapres karena memang teknologinya sangat sederhana dan Wapres berharap Pondok Pesantren dapat berperan menyediakan Minyak Makan Merah ditengah-tengah masyarakat sekitar Ponpes” urai Rino.

Kebetulan Wakil Presiden memiliki Program Nasional Santripreneur Berbasis UKMK Sawit yang saat launching perdana program tersebut (1/10/2020) langsung dihadiri oleh Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr Gulat ME Manurung, C.IMA, ujar Rino. Jadi atas arahan Ketum, supaya Program Wapres ini, 22 Provinsi DPW APKASINDO mengambil peran utama terkait hulu-hilir sawit di Pondok Pesantren.
Hal ini dipertegas oleh Wakil Presiden saat Peresmian Penanaman Perdana Pembibitan Sawit Santripreneur berbasis sawit di Riau (25/8/2022). “Pembangunan Pabrik M3 ini sangat cocok dengan Santripreneur Berbasis UKMK Sawit dan supaya segera dikordinasikan dengan Kementerian/Lembaga terkait” ujar Rino menirukan arahan Wapres saat itu.
Pada kesempatan tersebut, Rino juga menyampaikan bahwa Gubernur di Provinsi Sawit sangat antusias dengan Pabrik M3 ini. Salah satunya yang sudah berkirim surat ke Kemenkop perihal permohonan pembangunan Pabrik M3 ini adalah Gubernur Riau, Drs H Syamsuar, M.Si. Surat tersebut sebagai tindaklanjut dari arahan Wakil Presiden pada saat penanaman perdana kecambah sawit program santriprenuer di Riau.
Rino berharap, fokus pembangunan pabrik M3 ini lebih di arahkan ke provinsi yang perkebunan sawit rakyatnya sangat luas dan memiliki permasalahan serapan TBS kebun rakyat.
Menyimpuli penjelasan Rino, KH M Iman Aziz sangat berharap, “Agar program Pabrik M3 ini menjadi bagian penting dari Program Santripreneur berbasis UKMK sawit bekerjasama dengan Kementerian Koperasi atas dukungan BPDPKS. Oleh karena itulah kami datang kemari,” jelas KH M Imam Aziz.
Menteri Koperasi Teten, langsung memberikan tanggapan dengan mengucapkan apresiasi danterimakasih atas dukungan Wakil Presiden akan Program Pembangunan Pabrik M3 berbasis koperasi UKMK ini. Teten menjelaskan awal mula ide dari pembangunan Pabrik M3 dan mendiskusikannya keberbagai pihak, termasuk ke APKASINDO.
“Hasilnya langsung saya laporkan ke Bapak Presiden Jokowi,” ujar Teten.
Atas laporan tersebut, Teten mengatakan bahwa Presiden Jokowi sangat mendukung program strategis ini, karena selain untuk menyediakan minyak makan merah untuk rakyat (minyak goreng merah), “Program Pabrik M3 ini juga sekaligus membantu serapan TBS Petani sawit di sentra perkebunan sawit rakyat dan menjadi bagian penting dari program anti stunting karena M3 ini sangat kaya akan provitamin” ujar Teten.
Program ini sudah dimulai dari Sumatera Utara dengan langsung membangun tiga pabrik sekaligus di tiga lokasi berbeda dibawah pengawasan teknis PTPN dan PPKS.
Untuk berikutnya Kemenkop akan mengatur rencana pembangunan Pabrik M3 di beberapa provinsi lainnya tentu ditengah perkebunan sawit rakyat dan dikelola oleh koperasi.
Teten menguraikan perjalanan berliku menuju pembangunan Pabrik M3 in, “Ternyata tidak mudah untuk melalui semua ini, bagaimana perjuangan mengurus izin, SNI, BPOM dan lainnya, karena memang pabrik minyak makan merah ini didisain untuk rakyat dan baru pertama kali, tentu semua persyaratan harus diberesin dulu”.
“Saat ini regulasi Permenkop untuk pembangunan 3 pilot di Sumatera tersebut sudah selesai, selanjutnya sedang digesa Perpres agar menguatkan pabrik M3 untuk dibangun di seluruh koperasi sawit seluruh Indonesia” ujar Teten.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan dukungan dari APKASINDO yang anggotanya tersebar di 22 Provinsi untuk mengawal dan memberi masukan pembangunan pabrik M3 ini sehingga bisa berjalan dengan baik dan tercapai sasarannya.
“Berikan saya data koperasi yang potensial untuk ikut program pabrik M3″ ujar Teten yang ditirukan oleh Rino kepada sawitsetara.co.
Jur : ss05
Red: Maria Pandiangan