sawitsetara.co – JAMBI – Dinilai belum maksimal dalam menjalankan tugas pokoknya, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Kabupaten Merangin meminta Bupati Merangin untuk memberikan surat teguran tertulis kepada tim kelompok kerja (Pokja) yang ditunjuk sebagai pengawas PKS-PKS yang ada di Merangin.
Permintaan ini dilayangkan berdasarkan hasil monitoring DPD APKASINDO Kabupaten Merangin, yang menyatakan masih banyaknya pabrik kelapa sawit (PKS) yang membeli tandan buah segar (TBS) petani jauh di bawah harga yang telah ditetapkan Dinas Perkebunan.
“Masih banyak PKS yang belum merealisasikan harga pembelian TBS sesuai dengan yang sudah ditentukan Dinas Perkebunan,” ujar Joko Wahyono, Ketua DPD APKASINDO Merangin.
Joko mengatakan, PKS yang melaksanakan pembelian TBS tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh tim penetapan harga TBS Jambi sebagaimana merujuk pada Peraturan Gubernur No. 36 Tahun 2021.
“Hasil rapat tim penetapan harga untuk periode 10-20 tahun Rp 2.412,53/Kg, sedangkan harga di PKS saat ini rerata cuma Rp1.900/kg, kalau di petani saat ini rata-rata Rp1.600/kg,” kata Joko.
Joko sangat menyayangkan bahwa tim Pokja yang dibentuk untuk mengawasi PKS dinilai masih setengah hati dalam menjalankan amanah penting ini.
“Termasuk ketua tim Pokja, harus ada sanksi bagi yang masih setengah hati dalam memberikan pengawasan terhadap PKS. Kalau saya bilang Pokja tidak bekerja buktinya muncul harga penetapan, tetapi sepertinya hanya untuk pemanis saja,” katanya.
Joko menyebutkan hingga kini selisih harga TBS dilapangan yang diterapkan PKS mencapai Rp500-Rp800/kg dengan harga yang ditetapkan oleh Disbun. “Tentu ini sangat-sangat merugikan petani,” tuturnya.
Karenanya, sebagai langkah awal mewakili petani sawit Merangin, Joko mengirimkan surat kepada Bupati Merangin agar dapat menindaklanjuti hal tersebut.
“Sekarang kita surati Bupati, berikutnya Gubernur, kalau masih tidak ditindaklanjuti akan kita surati juga ke Presiden, terkahir kita laporkan kepada KPK yang dikawal dengan demo kalau masih saja tidak di indahkan,” ucap Joko.
Jurnalis: Tridara Merninda
Editor: Maria Pandiangan
Uploader: Arif