sawitsetara.co – JAKARTA – Selama 2024,Bappebti mencatat peningkatan kinerja Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dengan total nilai transaksi mencapai Rp33.214,89 triliun (naik 29,34 persen) dibandingkan pada 2023 yang mencapai Rp25.679,97 triliun.
Kontrak berjangka yang banyak ditransaksikandalam transaksi multilateralantara lainkomoditas timah, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), emas, kopi, dan kakao. Adapun produk pada transaksi bilateral yaitu komoditi, forex, indeks saham, dan saham tunggal asing (single stock).
Bappebti juga telah meluncurkan Bursa CPO Indonesia yang dirancang untuk menciptakan harga acuan CPO yang transparan, kredibel, dan real–time pada 2023.
“Mekanisme Bursa CPOmasih bersifat sukarela dan terbatas untuk pasar domestik. Bursa CPO Indonesia mencakup transaksi fisik dan futuresdengan dukungan 19 pelabuhan sebagai lokasi serah terima fisik CPO. Transaksi di Bursa CPO Indonesia pada Oktober 2023 – November 2024 untuk futures mencapai 28,061 lot (140,3 ton), sedangkan transaksi fisik sebesar 10 lot (250 ton),” terang Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Karma Senjaya.
Capaian lain terkait PBK pada 2024 adalah penguatan ekosistem perdagangan aset kripto melalui Bursa Aset Kripto Indonesia pada 28 Juli 2023.
Pada 2024, Bappebti terusmemperkuatkolaborasidenganorganisasiregulator mandiri(selfregulatory organization/SRO), asosiasi, danpara pemangku kepentingan industri aset kripto di Indonesia.Hal ini dilakukan untuk mengembangkan ekosistem dan tata kelola aset kripto disamping tentunya memperkuat regulasi dan literasi kepada masyarakat. Dengan demikian, Bappebti optimistis nilai transaksi aset kripto akan meningkat pada 2025. (yin)