• Susunan Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
Rabu, 9 Juli 2025
  • Home
  • Hot News
  • APKASINDO
  • Sosok
  • Harga TBS
  • Nasional
  • PSR
  • Koperasi dan UKMK
  • EDUKASI
  • Promosi Produk dan Jasa
  • Konsultasi
No Result
View All Result
KONSULTASI ➤
No Result
View All Result
Sawit Setara - Sentra Informasi Sawit Indonesia
No Result
View All Result
Home Edukasi

Sawit Berkontribusi untuk Pangan dan Energi

sawitsetara sawitsetara
Kamis, 10 Oktober 2024 [post-views]
Sawit Berkontribusi untuk Pangan dan Energi
Share on FacebookShare on Twitter

sawitsetara.co – JAKARTA – Ketua Umum Rumah Sawit Indonesia (RSI) Kacuk Sumarto mengungkapkan, Indonesia saat ini dan ke depan memiliki tantangan besar pada kemandirian pangan dan energi. Perkebunan kelapa sawit bisa menjawab tantangan tersebut tanpa harus membuka lahan baru.

Lebih lanjut, perkebunan kelapa sawit berkontribusi pada dua hal, yakni hasil komoditinya berupa minyak sawit. Dan yang kedua berupa sumber daya lahan yang bisa ditanami dengan tanaman lain non sawit atau untuk pangan maupun energi terbarukan.

Setiap tahun, ada potensi lahan sekitar 1 juta hektare (ha) yang bisa digunakan untuk tanaman non sawit atau tanaman yang bisa menghasilkan pangan maupun energi terbarukan. Potensi lahan seluas 1 juta ha dari perkebunan sawit tersebut berasal dari siklus peremajaan (replanting) tanaman kelapa sawit.

BacaJuga

Tingkatkan Kapasitas Petani, 59 Warga Pasangkayu Ikuti Pelatihan Kelembagaan Sawit di Palu

Harga TBS Sumut Naik, Petani Lega Meski CPO Turun

Tingkatkan Produktivitas Sawit Lewat Teknologi, PT LPP Agro Nusantara Hadirkan Ahli UGM di Pelatihan SDM Pekanbaru

Dua Spesies Sawit Penopang Industri Minyak Nabati: Guineensis dan Oleifera, Si Primadona dan Si Tangguh

Proyek Pembangkit Tenaga Biogas PalmCo Kembali Dilanjutkan

Perhitungannya, total kebun sawit di Indonesia saat ini sebagaimana dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) seluas 16,2 juta ha. Sementara siklus peremajaan sawit 25 tahun. Sedangkan program peremajaan setiap tahun ada sekitar 648.000 ha.

Potensi lahan tersedia untuk tanaman sela tiap tahun jika diberakan ada 240% dari 648.000 ha atau sekitar 1,5 juta ha, sementara jika tidak diberakan ada 140% atau sekitar 1 juta ha.

Angka tersebut didapatkan dari lahan 648.000 ha tersebut di tahun pertama ada potensi 70% yang bisa ditanami tanaman sela, tahun kedua turun menjadi 50%, dan tahun ketiga turun lagi menjadi 20%. “Jadi 70% ditambah 50% ditambah lagi 20% menjadi 140%. Ini perhitungan kalau langsung ditanami. Tapi kalau diberakan atau dibiarkan terlebih dahulu bisa 100% ditambah 140%, jadi ada potensi 240% dikalikan 648.000 ada sekitar 1,5 juta ha,” kata Kacuk.

Adapun potensi produksi per tahun dari lahan tersebut jika ditanami sorgum mencapai 8 juta ton (tidak diberakan), sedangkan apabila lahan tersebut diberakan bisa mencapai 12 juta ton. Jika lahan tersebut ditanami singkong berpotensi mendapatkan hasil sekitar 45 juta ton per tahun (tidak diberakan), tapi apabila lahan tersebut diberakan bisa mencapai 70 juta ton.

Apabila ditanami kedelai varietas Grobogan jika tidak diberakan mencapai 2,9 juta ton, sedangkan apabila diberakan berpotensi mendapatkan hasil 4,5 juta ton per tahun. Kalau ditanami jagung bisa mendapatkan 8 juta ton (jika tidak diberakan), sementara jika diberakan bisa mencapai 12,4 juta ton per tahun.

“Tanaman sela sorgum, jagung, singkong dan kedelai tersebut sudah saya praktekkan di lahan perkebunan sawit milik PT Paya Pinang Group di Sumatera Utara. Dan itu hanya menerapkan praktek budidaya tanaman yang biasa atau sederhana saja. Kalau menerapkan praktek budidaya tanaman sela yang sudah bagus, pasti hasilnya lebih tinggi,” tutur Kacuk.

Menurut Kacuk, problem utama dari konsep optimalisasi lahan perkebunan sawit pada saat replanting ini adalah persoalan off taker atau siapa yang akan membeli dari hasil panen tanaman sela tersebut. Karena itulah di sini perlu peran pemerintah untuk menugaskan Perum Bulog untuk menyerap hasil panen dari tanaman sela tersebut.

Namun jika tidak ada pihak yang bersedia menjadi off taker, maka Kacuk menyarankan agar hasil panen tersebut dikonsumsi untuk masyarakat sekitar kebun saja. “Misalnya padi gogo yang ditanam di Kabupaten Serdang Bedagai, hasilnya dikonsumsi masyarakat sekitar saja, jangan dikirim ke Papua. Atau beras dari Papua jangan dikirim ke Banda Aceh. Jangan seperti itu, karena ongkos logistiknya mahal,” katanya.

Dengan konsep ini, masyarakat sekitar kebun akan terjamin ketahanan dan kemandirian pangannya. Selain itu mereka akan mendapatkan harga yang terjangkau karena biaya logistiknya murah. “Masyarakat sekitar juga ada kegiatan ekonominya,” kata Kacuk.

Di sinilah konsep ini memiliki multiplier effect-nya tinggi. Nah, multiplier effect ini kalau di pedesaan akan menimbulkan ketahanan ekonomi. Makanya dulu ada konsep ekonomi gotong royong itu adalah dari bawah ke atas. “Dengan mengoptimalkan sumber daya lahan perkebunan sawit ini untuk mencapai kemandirian pangan sehingga tidak perlu membuka lahan baru lagi,”  pungkas Kacuk.

Berita Sebelumnya

Apkasindo Mampu Jembatani Petani Sawit dengan Pemerintah

Berita Selanjutnya

Tingginya Permintaan Bibit Mendongkrak Harga Bibit

BERITA Terkait

Tingkatkan Kapasitas Petani, 59 Warga Pasangkayu Ikuti Pelatihan Kelembagaan Sawit di Palu
Hot News

Tingkatkan Kapasitas Petani, 59 Warga Pasangkayu Ikuti Pelatihan Kelembagaan Sawit di Palu

Rabu, 9 Juli 2025
Harga TBS Sumut Naik, Petani Lega Meski CPO Turun
APKASINDO

Harga TBS Sumut Naik, Petani Lega Meski CPO Turun

Rabu, 9 Juli 2025
Tingkatkan Produktivitas Sawit Lewat Teknologi, PT LPP Agro Nusantara Hadirkan Ahli UGM di Pelatihan SDM Pekanbaru
APKASINDO

Tingkatkan Produktivitas Sawit Lewat Teknologi, PT LPP Agro Nusantara Hadirkan Ahli UGM di Pelatihan SDM Pekanbaru

Rabu, 9 Juli 2025
Dua Spesies Sawit Penopang Industri Minyak Nabati: Guineensis dan Oleifera, Si Primadona dan Si Tangguh
Edukasi

Dua Spesies Sawit Penopang Industri Minyak Nabati: Guineensis dan Oleifera, Si Primadona dan Si Tangguh

Rabu, 9 Juli 2025
Proyek Pembangkit Tenaga Biogas PalmCo Kembali Dilanjutkan
Hot News

Proyek Pembangkit Tenaga Biogas PalmCo Kembali Dilanjutkan

Rabu, 9 Juli 2025
Daya Saing Sawit Terpukul oleh Banyak Hal, Ini Dia Beberapa Penyebabnya
Hot News

Daya Saing Sawit Terpukul oleh Banyak Hal, Ini Dia Beberapa Penyebabnya

Rabu, 9 Juli 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sawit Setara - Sentra Informasi Sawit Indonesia

© 2022 Sawit Setara - Powered by APKASINDO.

SAWITSETARA.CO

  • Susunan Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Hot News
  • Nasional
  • Sosok
  • Harga TBS
  • PSR
  • Edukasi
  • Koperasi dan UKMK
  • Industri
  • Investigasi
  • Advokasi
  • Promosi Produk dan Jasa
  • Konsultasi
  • Video
  • Tentang Kami
  • Susunan Redaksi

© 2022 Sawit Setara - Powered by APKASINDO.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Home
Kontak
Cari Berita
Video