sawitsetara.co -JAKARTA- Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali meroket di sesi awal perdagangan Jumat (3/11/2022), setelah sempat terkoreksi pada perdagangan sehari sebelumnya dan memutuskan relinya selama tiga hari beruntun.
Dari data yang diterbitkan Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan mengalami kenaikan sebesar 1,27% ke level harga 4.392 ringgit Malaysia per metrik ton pada pukul 09:22 WIB.
Wang Tao, analis komoditas Reuters yang dilansir cnbcindonesia.com menilai, harga CPO akan menguji titik resistance di level harga 4.459 ringgit Malaysia per metrik ton, penembusan di atas akan membawa ke kisaran 4.533 ringgit Malaysia per metrik ton. Sebelumnya, pada Kamis (3/10), penjualan minyak sawit berjangka Malaysia ditutup dengan turun sebesar 1,41% menjadi 4.336 ringgit Malaysia per metrik ton atau 914,29 dolar AS per ton, dan menghentikan reli selama tiga hari beruntun.
Analis memprediksikan melemahnya harga CPO karena aksi ambil untung karena harga CPO telah naik pada awal pekan ini.
“Harga CPO terkoreksi karena kombinasi dari aksi ambil untung, kurangnya permintaan CPO karena harga tinggi,” tutur Direktur Pelindung Bestari Selangor Paramalingam Supramaniam dikutip Reuters.
Naiknya harga minyak saingan, nyatanya belum mampu menopang pergerakan harga CPO di pasar global. Harga minyak kedelai di Dalian ditutup melesat 1,3%. Karakteristik CPO yakni kerap di pengaruhi oleh harga minyak saingan, karena mereka bersaing untuk mendapatkan pasar di pasar nabati global.
Kenaikan harga CPO di pasar berjangka Malaysia, diprediksi juga dipengaruhi oleh ringgit Malaysia yang dikabarkan jatuh terhadap dolar dan merosot hingga level terendahya sejak 1998.
Ringgit yang lemah membuat harga CPO menjadi murah bagi pemegang mata uang lainnya. Hal ini membuat permintaan terhadap CPO menjadi meningkat, dan sekaligus mengerek harganya di pasaran. Sementara itu, bank sentral Malaysia menyampaikan kenaikan suku bunga keempat kalinya berturut-turut pada Kamis kemarin (3/11), sebagai bagian dari usaha menahan inflasi di tengah prospek pertumbuhan yang positif.
Pada konferensi Industri di Nusa Bali pada Kamis (3/10), Kepala Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) Eddy Abdurrachman, memprediksikan bahwa produksi CPO Indonesia terlihat pada 48,23 juta ton pada tahun ini, sementara nilai ekspor CPO berada di 23,95 juta ton.
Jur: SS03
Red: Maria Pandiangan