sawitsetara.co – JAKARTA – Direktur Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE), Nugroho Kristono, menyampaikan pentingnya peran perguruan tinggi dalam membangun sumber daya manusia (SDM) di sektor kelapa sawit. Sebagai satu-satunya politeknik yang berfokus pada industri sawit, CWE kini menjadi pusat pelatihan SDM sawit yang andal, berkat peran aktif para pendirinya yang berdedikasi.
“Politeknik CWE berdiri dengan dukungan kuat dari para pendirinya, yang menginginkan pendidikan berkualitas untuk putra-putri petani dari seluruh Nusantara,” ungkap Nugroho.
Saat ini, Politeknik CWE memiliki 970 mahasiswa, dan 98% di antaranya berasal dari keluarga petani sawit dari Sabang hingga Merauke.
Nugroho juga menyinggung peningkatan jumlah kampus dan lembaga pelatihan sawit di Indonesia sejak tahun 2016. Ia mengapresiasi dukungan pemerintah dalam membangun SDM sawit melalui berbagai program kerja sama, termasuk program yang melibatkan 23 kampus pelaksana program pelatihan sawit. Hal ini diharapkan mampu memperkuat keterampilan dan keahlian generasi muda agar siap bersaing di industri kelapa sawit.
Meski demikian, Nugroho mengakui masih ada tantangan, terutama dalam menarik lulusan politeknik kembali ke daerah asal mereka untuk membangun sektor sawit lokal. Banyak lulusan yang diserap oleh perusahaan besar, namun dukungan bagi para alumni untuk mengembangkan usaha sawit bersama keluarga atau koperasi di daerah asal masih minim. “Idealnya, lulusan dapat kembali dan mengembangkan kebun sawit keluarga atau membentuk koperasi, sehingga produktivitas sawit rakyat meningkat,” ujar Nugroho.
Selain itu, Nugroho juga mencatat pentingnya pendampingan bagi para petani sawit untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kebun mereka. Saat ini, ada sekitar 11 lembaga pelatihan yang membantu petani dalam program Direktorat Jenderal Perkebunan. Namun, jumlah ini dirasa masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan yang terus bertambah.
Nugroho berharap lebih banyak lembaga pelatihan turut berpartisipasi, sehingga seluruh petani sawit di Indonesia mendapatkan pelatihan agronomis yang memadai.
“Dukungan yang lebih terstruktur dari pemerintah sangat dibutuhkan agar pendidikan dan pelatihan untuk petani sawit bisa optimal. Jika SDM sawit kita baik, produktivitasnya akan meningkat, dan akhirnya berdampak positif bagi kesejahteraan petani serta keberlanjutan industri sawit Indonesia,” jelasn Nugroho. (yin)