sawitsetara.co – PONTIANAK – Peneliti internasional kembali menunjukan hasil penelitiannya bagaimana kelapa sawit secara efektif membuka daerah terisolasi dan meningkatkan tingkat perekonomian bagi daerah dan masyarakat sekitarnya.
Profesor Hideki Hayashida merupakan professor bidang ekonomi dari Doshiha University, perfektur Kyoto, Jepang telah meneliti perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat sejak 2008 yang didampingi oleh universitas Tanjungpura Pontianak.
Berdasarkan penelitian Prof. Hayashida selama 14 tahun, dirinya melihat bahwa perkebunan kelapa sawit yang dilakukan secara massif bersama masyarakat, mampu buka isolasi suatu daerah sehigga daerah tersebut dapat berkembang.
Dengan demikian, membangun roda perekonomian baru di sebuah titik yang tadinya tidak ada perekonomian sama sekali, sehingga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan atau tertinggal sampai mampu menyekolahkan anak mereka ke perguruan tinggi.
“Tidak hanya disitu, sebagian petani yang memiliki kebun 5 hektar atau lebih telah hidup dengan sukses melebihi standar kehidupan masyarakat pada umumnya,” ujar Prof Hayashida.
Sementara Dekan Fisipol Universitas Tanjungpura Pontianak, Dr. Herlan yang turut mendampingi penelitian Prof Hayashida, menekankan pada pelaksanaan Good Agricultural Practice (GAP) pada perkebunan kelapa sawit baik perusahaan maupun rakyat, untuk memastikan aspek keberlanjutan.
Dr. Herlan menekankan pentingnya pendampingan pemerintah, agar dampak nyata ekonomi oleh kelapa sawit tidak tertutup oleh tudingan negatif dari berbagai pihak.
“Dengan penerapan GAP yang disertifikasi melalui salah satu atau seluruh model sertifikasi seperti ISPO, RSPO dan ISCC, oleh seluruh perkebunan sawit di Indonesia, maka seluruh komponen seperti pemerintah, korporasi dan pekebun dapat membantah berbagai tuduhan dan isu negatif atas pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia, termasuk di Kalbar,” jelas nya.
Hal ini disampaikan keduanya dalam kuliah kolaborasi internasional oleh universitas Tanjungpura dengan Doshisha University yang mengambi tema “The Progress Report in Implementing of Palm Oil Certification in Indonesia, Lesson Learn from West Kalimantan”, pada hari Jumat, 23 Maret 2023, sebagaimana dilansir dari rri.
Jur: Goldameir
Red: Maria Pandiangan