sawitsetara.co – JAKARTA – Dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan nasional, Warta Ekonomi menggelar seminar yang bertemakan kontribusi Hulu-Hilir kelapa sawit.
Kegiatan ini dilaksanakan di the Sultan Hotel dan Residence Jakarta-Ballroom 2 pada hari Kamis (29/08/2024), pada kegiatan tersebut Pengurus DPP Forum Pemuda Sawit Indonesia (FPSI), Rahmat Gunawan Pohan menyoroti peran penting industri kelapa sawit dalam upaya mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
Indonesia, sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, memiliki peran krusial dalam memasok kebutuhan minyak sawit global. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, pada tahun 2023, luas areal kelapa sawit Indonesia telah mencapai 16,38 juta hektar dengan produktivitas mencapai 50,07 juta ton.
“Angka ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki oleh industri kelapa sawit nasional, baik dari segi hulu maupun hilir,” ujar Rahmat.
Data yang dihimpun menunjukkan bahwa permintaan akan minyak sawit, baik untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri, terus meningkat. Pada tahun 2018, konsumsi minyak sawit nasional tercatat sebesar 41,83 juta ton, dan meningkat pada tahun 2023 menjadi 49,17 juta ton.
Namun, Rahmat mengingatkan adanya ancaman ketidakcukupan pasokan akibat produktivitas yang menurun.
“Dengan permasalahan produktivitas yang semakin menurun, akan timbul ketidakcukupan dalam memenuhi permintaan minyak sawit, baik untuk ekspor maupun pemenuhan konsumsi dalam negeri,” jelasnya.
Melihat proyeksi ke depan, produksi minyak sawit diperkirakan akan meningkat menjadi 86,51 juta ton pada tahun 2045. Peningkatan ini dapat tercapai dengan penguatan di sektor hulu, khususnya pada kebun petani rakyat. Saat ini, terdapat sekitar 2,5 juta petani rakyat dengan luas lahan mencapai 6,04 juta hektar. Namun, produktivitas minyak sawit dari petani rakyat masih rendah, hanya sekitar 2,87 ton per hektar per tahun.
“Padahal, dengan penggunaan bibit yang baik serta penerapan Good Agricultural Practices (GAP), produktivitas bisa meningkat menjadi 6-8 ton per hektar per tahun,” tambah Rahmat.
Selain itu, sekarang kita sudah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam industri kelapa sawit. Sejak tahun 2017 hingga 2024, melalui program beasiswa SDMPKS, sebanyak 8.625 anak muda dari keluarga petani kelapa sawit telah melanjutkan pendidikan ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia dengan konsentrasi belajar tentang kelapa sawit.
“Kami yakin jika anak-anak muda seperti kami ini digandeng oleh pemerintah dan diberikan wadah yang tepat di daerah masing-masing, produktivitas kelapa sawit Indonesia akan meningkat tanpa perlu perluasan lahan, cukup dengan meningkatkan produktivitas sawit rakyat,” pungkas Rahmat.
Jur: Hendro
Red: Ningrum