sawitsetara.co – JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Koordinasi Perekonomian meminta pihak pengusaha untuk mempercepat kemitraan dalam rangka keberlanjutan sawit guna mencegah perubahan iklim.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian, Musdalifah Mahmud saat diskusi panel di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP27 di Sharm El Sheikh, Mesir, Jumat (11/11).
Dijelaskan Musdalifah bahwa produktivitas lahan petani sawit di Indonesia masih rendah, hanya 2 ton crude palm oil (CPO) per hektare, per tahun. Sementara produktivitas perkebunan skala besar bisa mencapai 8 ton CPO per hektare, per tahun.
Karenanya, perlu adanya penguatan kemitraan antara petani dan perusahaan sawit. Kemitraan ini dinilai akan berdampak positif pada upaya kuat Indonesia untuk menurunkan emisi karbon demi mencegah perubahan iklim.
Penguatan kemitraan juga diyakini akan mendorong produktivitas sehingga ekstensifikasi lahan bisa dihindari dan konversi hutan kaya karbon menjadi perkebunan baru tidak terjadi.
“Bedanya 3—5 kali lipat. Makanya kami minta perusahaan melakukan kemitraan untuk menolong petani meningkatkan produktivitasnya,” kata Musdalifah
Musdalifah menjelaskan, kemitraan yang bisa dilakukan antara petani dan perusahaan sawit di antaranya dalam program penanaman ulang (replanting). Petani nantinya bisa memanfaatkan benih sawit berkualitas seperti yang digunakan oleh perusahaan perkebunan.
“Perusahaan juga wajib menolong peningkatan kapasitas petani termasuk dalam pemasaran hasil panennya,” kata Musdalifah.
Dikatakan Musdalifah, Pemerintah juga menyediakan berbagai fasilitas untuk memperkuat perkebunan skala rakyat di antaranya dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan program Smart Farming yang mencakup digitalisasi rantai pasokan.
Jur: Tridara Merninda
Red: Maria Pandiangan