sawitsetara.co – BOGOR – Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University Prof. Dr. Ir. Y. Bayu Krisnamurthi, M.S. akan menyampaikan orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Institut Pertanian Bogor di Auditorium FEM IPB, Sabtu (25 Juli 2025). Tema Orasi Ilmiah Prof. Bayu Krisnamurthi adalah Inovasi Kebijakan Agribisnis Untuk Indonesia Emas 2045.
Menurut Prof Bayu, Presiden Prabowo telah menetapkan sejumlah target pembangunan ekonomi menuju Indonesia Emas 2045 yang juga memperhatikan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) tahun 2030.Target dari Presiden Prabowo diantaranya pertumbuhan ekonomi 8% per tahun, kontribusi industri manufaktur dalam perekonomian mencapai 28%, dan pendapatan per kapita sekitar USD20 ribu supaya Indonesia dapat keluar dari keluar dari Middle Income Trap.
“Kendati demikian memang butuh usaha keras untuk mencapai target tersebut. Tantangannya tidaklah ringan. Maka butuh usaha luar biasa dari semua pihak, termasuk dari sektor pangan dan pertanian, agar target tersebut dapat dicapai,” papar Prof Bayu Krisnamurthi, melalui zoom dalam acara Coffee Morning Pra Orasi Ilmiah Tiga Guru Besar IPB University, Kamis (23 Januari 2025).
Prof Bayu Krisnamurthi dalam orasi ilmiahnya akan fokus pembahasan Program Hilirisasi Pertanian yang merujuk dari perjalanan kebijakan pembangunan Indonesia. Menurutnya beberapa pengalaman keberhasilan kebijakan pembangunan pangan dan pertanian, yang dapat menjadi inspirasi, bagi pembangunan pangan pertanian ke depan.
Pertama, kebijakan swasembada beras jaman Orde Baru yang berhasil membuat Indonesia mencapai swasembada beras tahun 1985/1986.
Kedua, pembangunan perkebunan industri kelapa sawit yang menjadikan Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir produk sawit terbesar di dunia.
Dan ketiga, pengembangan papaya Calina (yang lebih dikenal sebagai Pepaya California) melalui kiprah Pusat Kajian Buah Tropika IPB yang menjadikan pepaya Calina memegang pangsa pasar 75% dan mendorong peningkatan konsumsi buat papaya 30%.
Prof. Bayu menekankan bahwa butuh pendekatan sistem dan usaha agribisnis, dari hulu ke hilir, untuk mewujudkan tiga program utama pemerintah yang erat pembangunan pangan dan pertanian antara lain Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Program Hilirisasi Pertanian, dan Program Swasembada Pangan.
Berkaitan program hilirisasi, dikatakan Prof. Bayu diperlukan kebijakan agribisnis yang inovatif agar dapat menunjukkan hasil sebagaimana diharapkan bersama. Menurutnya ada 4 aspek kunci inovasi kebijakan inovatif dimaksud yaitu:
1) bahwa hilirisasi butuh huluisasi, yaitu pengembangan dan pembangunan sektor pertanian menghasil bahan baku bagi industri hilir;
2) diperlukan pemahaman yang baik dan komprehensif atas perkembangan selera dan ‘sofistikasi’ permintaan konsumen produk hilir;
3) diperlukan keterlibatan dan investasi pelaku usaha yang memadai, mulai dari petani, UKM pangan pertanian, hingga agroindustri besar.
4) peran pemerintah sebagai fasilitator (enabler) yang dapat membuat pelaku usaha berkembang dalam kegiatan hilir pangan pertanian tersebut.