sawitsetara.co – MANOKWARI – Keingintahuan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, maka langsung meninjau ke lokasi pencanangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Distrik Parafi Kab Manokwari, Papua Barat, menggambarkan rasa terkejut dan Prihatin. Informasi yang cukup banyak masuk ke Kementan terbukti semuanya pada kunjungan kerja tersebut.
Tinjauan dilakukan pada hari ini (31/05/2024) didampingi oleh Ketua DPW APKASINDO Papua Barat, Benny Inday dan jajaran masyarakat adat Papua Barat serta pemerintah Kabupaten Manokwari untuk rangkaian kegiatan kunjungan kerja Mentan di Papua Barat.
Mentan Penasaran ingin melihat lokasi pembangunan PKS Koperasi Arfak Sejahtera di lokasi kebun PSR yang satu tahun lalu diresmikan oleh Wakil Presiden perihal pencanangan pembangunan PKS tersebut.
“Saat itu Wapres mengatakan segera bangun, ini darurat, mendesak, jangan menunggu lagi, karena PKS satu-satunya di Kab Manokwari terbakar (PKS PT Medco), petani sawit harus segera ditolong” kata Dorteus Paiki, Ketua Koperasi Arfak Sejahtera.
Hasil liputan sawitsetara.co di Kabupaten Manokwari, sebagaimana dikatakan oleh Dorteus Paiki yang juga Sekretaris DPW APKASINDO Papua Barat bahwa kami masyarakat Papua Barat, Kab Manokwari khususnya sepertinya ‘hidup’ kembali atas kunjungan kerja Mentan yang telah meninjau langsung rencana lokasi pembangunan PKS yang sudah disetujui oleh Wapres satu tahun lalu.
Karena terlampau lama tindaklanjutnya padahal semua dokumen terkait pendirian sudah lengkap, kami sempat menduga bahwa masyarakat Manokwari kena prank atau di PHP. Tapi hari ini semua terbantahkan, ujar Paiki dengan suara terbatah-batah.
“Mentan langsung meminta data-data pendukung persyaratan pembangunan PKS yang akan didanai BPDPKS dan kami langsung berikan ke Pak Menteri. Saya melihat Pak Menteri terkejut karena semua dokumennya sudah lengkap bahkan sangat lengkap” ujar Paiki.
“Kami tidak ingin menyalahkan siapa-siapa perihal belum terlaksananya pembangunan PKS ini, meskipun sudah disetujui secara resmi oleh Wapres saat penanaman perdana Tahap V PSR di Koperasi Arfak Sejahtera (Juli 2023). Namun kami harus mengakui bahwa Kepdirjendbun Nomor 62 Tahun 2023 adalah penghambat utamanya. Didalamnya terdapat Pasal mematikan yaitu 30% dari dana hibah BPDPKS harus disiapkan oleh Koperasi Pemohon dan uang tersebut harus sudah direkening mengendap paling tidak 1 tahun terakhir. Jika Dana Hibah tersebut untuk PKS 30 ton per jam adalah Rp100M, maka kami harus menyiapkan dana Rp30. Bagi kami petani sawit Papua, ini suatu hal mustahil dan keterlaluan” urai Paiki.
Saat itu kami sudah melapor ke Ketua Umum DPP APKASINDO perihal ini dan Pak Ketum sudah melakukan pendekatan ke Kementan dan melaporkan hambatan ini ke Ketua Dewan Pembina Pak Moeldoko dan ke Wapres yang sudah mencanangkan pendirian PKS tersebut.
Terakhir kami mendapat kabar bahwa Wapres terkejut perihal belum didirikannya PKS nya padahal sudah dicanangkan 1 tahun lalu. Untuk itu Wapres sudah menugaskan KH Imam Aziz (Stafsus Wapres Bidang Percepatan pembangunan daerah tertinggal) untuk berkordinasi ke Kementan dan Minggu lalu Pak KH Imam Aziz bersama Sekjend DPP APKASINDO sudah berkunjung ke Manokwari Papua Barat.
“Jadi rangkaian tadi langsung direspon Pak Mentan, kami sangat mengapresiasi Pak Mentan, sigap dan gak pakai lama” ujar Paiki.
Diketahui bahwa total lahan yang sudah tersedia seluas 6.420 hektar, 2.500 ha diantaranya adalah kebun PSR yang sudah posisi umur panen. Sisanya adalah kebun swadaya masyarakat setempat di Distrik Prafi Kab Manokwari.
“Syarat utamanya adalah 3.750 ha untuk permohonan PKS 30 ton dan kami clear untuk itu” kata Paiki.
Bisa anda bayangkan sudah 1,5 tahun ini hasil panen TBS petani di Kab Manokwari Papua Barat terbuang dan membusuk sia-sia, karena tiada PKS yang menampung, kalaupun ada jaraknya bisa sampai 2 hari baru tiba di PKS Kabupaten tetangga karena jeleknya jalan dan jarak tempuh.
Terimakasih Pak Jokowi, Pak Wapres dan Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman “kami masyarakat Papua berharap PKS ini menjadi kenang-kenangan di akhir masa jabatan Presiden-Wakil Presiden serta masa penugasan Pak Amran” ujar Paiki sambil memberi hormat.
Jur: Ningrum