“Wah, lembaga petani itu kan sebenarnya hanya sebagai ‘pasar’ bagi perusahaan, tidak lebih.”
“Perusahaan besar tanpa kelembagaan petani bagaikan lebah tanpa madu; tidak memberikan manfaat besar!”
Saat membicarakan tentang perusahaan-perusahaan kelapa sawit, kerap kali ucapan-ucapan di atas terdengar dengan membandingkan peran antara perusahaan dengan lembaga petani itu sendiri.
Katanya adanya kelembagaan petani itu justru menguntungkan. Namun dari yang lainnya, ada pula yang mengatakan bahwa ada atau tanpa adanya kelembagaan petani tidak akan mempengaruhi apapun.
Pernah nggak sih kamu penasaran, kenapa bisa timbul beberapa opini yang berbeda di dalam masyarakat? Sebenarnya, opini seperti ini, bisa termasuk ke anxiety atau hanya sekedar kecemasan belaka?
“Hah? Apaan, tuh? Keren banget bahasanya?”
Biar kita nggak kebingungan, kita bahas bareng-bareng disini, yuk!
Apa itu Kelembagaan Petani?
Kelembagaan petani adalah sebuah organisasi yang keseluruhan pola dan aktivitas nya berpusat di sekeliling kebutuhan dasar, dengan tujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia dari segi pertanian.
Kelembagaan petani yang dimaksud adalah petani yang berada di kawasan lokal, yaitu petani-petani yang tergabung dalam kelompok kerjasama, seperti Koperasi Unit Desa (KUD), GAPKINDO, dan sebagainya.
Partisipasi petani dalam lembaga-lembaga lokal merupakan manifestasi keberdayaan masyarakat. Pemahaman tentang pemberdayaan petani merupakan suatu strategi yang menitikberatkan pada bagaimana memberikan peran yang proporsional agar petani dapat berperan secara aktif dalam aktivitas sosial kemasyarakatan.
Jadi, pikiran irasional atau perilaku yang nggak menentu seperti ilustrasi di awal tadi tuh sebenarnya hanya datang saat kita lagi cemas saja. Simplenya, anxiety yang terdapat pada percakapan di atas merupakan rasa khawatir yang datang berkepanjangan, kita bisa kepikiran terus-menerus, bahkan mengganggu kegiatan kita sehari-hari. Sehingga dalam upaya untuk mengurangi pemikiran seperti itu, kita perlu menempuh proses pendidikan untuk mengubah sikap petani, dan untuk membangkitkan kegairahan dan hasrat serta kepercayaan akan kemampuan sendiri, dapat meningkatkan kemampuan swadaya (self help) baik secara perorangan maupun secara kelompok.
Sekarang, kamu udah tahu kan alasan dibalik percakapan sebelumnya?
Sumber Referensi:
- Jurnal: Kelembagaan Petani: Peran dan Strategi Pengembangan Kapasitasnya, oleh Sapja Anantanyu, Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNS. (https://jurnal.uns.ac.id/sepa/article/download/48895/30162 )
- Jurnal: Farmer’s Institutional Empowerment Strategy, oleh Kedi Suradisastra, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. ( https://media.neliti.com/media/publications/55435-ID-strategi-pemberdayaankelembagaan-petani.pdf )
- net: Mengenal Anxiety, Gangguan Kecemasan yang Rentan Menyerang Remaja, oleh Nabila Ramadhani. ( https://www.zenius.net/blog/apa-itu-anxiety