sawitsetara.co – JAKARTA – Perluasan areal tanam padi di lahan kering saat ini menjadi tumpuan besar pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produksi padi nasional. Upaya Pemerintah dalam mendorong perluasan tanam padi di lahan kering perlu didukung oleh tersedianya inovasi teknologi budidaya yang unggul. Perluasan areal tanam untuk tanaman padi gogo di lahan kering di bawah tegakan merupakan salah satu strategi dalam menyokong peningkatan produksi padi sawah.
Inovasi teknologi pertanian untuk pengembangan padi gogo pada lahan kering di bawah tegakan tanaman tahunan perlu dilaksanakan. Jadi mengapa padi gogo sangat cocok ditumpang sarikan dengan tanaman sawit? Ini dia alasannya.
Seperti diketahui bahwa, padi gogo adalah jenis padi yang berbeda dari padi pada umumnya. Padi gogo tidak ditanam di sawah yang memerlukan pengairan yang banyak, melainkan ditanam di kebun atau ladang. Kelebihan padi gogo tidak memerlukan irigasi khusus. Ini membuat padi gogo cocok untuk ditanam di daerah yang kekurangan air atau yang tidak memiliki sistem irigasi yang baik.
Tidak perlu irigasi khusus:
Ini merupakan keunggulan utama padi gogo. Karena ditanam di lahan tadah hujan, padi gogo tidak memerlukan sistem irigasi yang rumit dan boros air.
Tahan terhadap kekeringan:
Padi gogo pada umumnya memiliki varietas yang dikembangkan khusus untuk bisa tumbuh subur meski dengan ketersediaan air yang minim. yang mebuatnya tahan di musim kemarau yang panjang.
Cocok untuk lahan kering:
Seperti namanya, padi gogo ditanam di lahan kering atau ladang. Ini membuat lahan yang sebelumnya dianggap kurang produktif bisa dimanfaatkan untuk bercocok tanam padi.
Sistem tumpang sari:
Penanaman padi gogo bisa dilakukan bersamaan dengan tanaman lain dengan teknik tumpang sari. Ini bisa meningkatkan efisiensi lahan dan hasil panen secara keseluruhan.
Varietas lokal:
Banyak varietas padi gogo yang merupakan jenis padi lokal yang sudah beradaptasi dengan lingkungan setempat. Ini membuatnya lebih tahan terhadap hama penyakit dan kondisi lingkungan tertentu.
Berpotensi ramah lingkungan:
Karena minimnya kebutuhan terhadap air dan cocok dengan lahan yang tidak perlu diratakan atau diolah terlalu intensif, budidaya padi gogo cenderung lebih ramah lingkungan & penggunaan pupuk yang rendah. Secara terpadu meliputi: (1). penggunaan varietas toleran naungan, (2). pengembangan teknik konservasi tanah seperti pembuatan teras, guludan, rorak; penggunaan mulsa dan penanaman rumput, (3). pengembangan sistem integrasi tanaman-ternak, (4). pemanfaatan teknologi panen air melalui embung, dam parit, long storage, dan pemanfaatan air sungai. Pengelolaan air pada pengembangan padi gogo dan palawija di bawah tegakan tanaman tahunan terutama pada musim kemarau merupakan hal yang mutlak dilakukan. Sumber air irigasi dapat berasal dari infrastruktur panen air atau sumber air lainnya. Komponen teknologi utama dalam usaha produksi padi gogo adalah varietas unggul yang adaptif terhadap berbagai permasalahan di lahan kering seperti kekeringan, kemasaman tanah dan penyakit blas. Diketahui bahwa padi gogo adalah jenis padi yang masih satu genus (marga) dengan padi sri. Berbeda dengan padi sri yang ditanam di lahan sawah yang tergenang air, padi gogo ditanam di lahan kering. sumber: bag-sda.malangkab.go.id