sawitsetara.co – MANOKWARI – Berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi nasional sawit dengan meningkatkan produktivitas lahan secara optimal. Namun tidak sedikit daerah yang produksi tandan buah segar (TBS) yang tinggi tapi tidak diimbangi dengan jumlah pabrik kelapa sawit (PKS) yang ada diwilayah tersebut, seperti di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua barat.
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPW APKASINDO) Provinsi Papua Barat, Dorteus Paiki menjelaskan kendala dari perkembangan sawit yang ada di Kabupaten Manokwari bahwa luasan kebunnya cukup luas, tetapi pabriknya hanya satu.
“Akibatnya dalam hal mendapatkan pelayanan untuk bebas masuk ke pabrik hanya dikasih jatah. Bahkan jatah untuk petani swadaya hanya sebanyak 9.400 hektare. Sehingga setiap harinya hanya 20 ton, Jadi kasihan banyak petani yang tidak bisa menjual hasil TBS-nya,” urai Paiki.
Selain itu, Paiki menyampaikan harga TBS yang diterima petani tidak sama dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan penetapan harga. “Itulah masalah yang dihadapi oleh petani sawit Kabupaten Manokwari,” harap Paiki yang disampaikan kepada sawitsetara.
Kemudian masalah berikutnya, lanjut Paiki, buah yang sudah dipanen tidak tau bisa dijual kemana-mana karena keterbatasan PKS di wilayah Kabupaten Manokwari. Adapun untuk masalah itu, diharapkan adanya PKS baru dan hal tersebut sudah diajukan ke Pemerintah Daerah (Pemda) setempat .
“Karena kami sudah upayakan sampai sejauh ini Pak hasilnya sangat kecil sekali. Ya kalau bisa ada pembangunan PKS di Manokwari,” harap Paiki.