sawitsetara.co – KUALA LUMPUR – Kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives diperkirakan akan diperdagangkan dengan sedikit bias menguat minggu depan, mengingat fundamental musiman yang kuat.
Hal tersebut dikatakan oleh Pedagang minyak sawit David Ng menyampaikan bahwa hal ini terutama disebabkan oleh pola produksi musiman yang lebih lemah, yang biasanya terlihat pada kuartal pertama tahun ini.
“Ekspektasi produksi CPO yang lebih lemah juga akan membebani sentimen pasar.
“Kami memperkirakan harga akan diperdagangkan antara RM4.200 per ton dan RM4.450 per ton minggu depan,” katanya kepada Bernama.
Sementara itu, pedagang minyak sawit senior Interband Group of Companies Jim Teh memperkirakan kontrak berjangka CPO akan diperdagangkan lebih rendah minggu depan karena aksi ambil untung.
Ia juga menyebutkan bahwa pasar akan berada dalam mode hati-hati karena para pedagang sedang menunggu pengumuman posisi stok CPO dan data ekspor untuk Desember 2024 dari Dewan Minyak Sawit Malaysia pada 10 Januari 2025.
“Kisaran harga kontrak berjangka CPO kemungkinan akan diperdagangkan antara RM4.300 per ton dan RM4.400 per ton minggu depan.
“Sedangkan untuk permintaan fisik, akan datang dari Tiongkok karena Tahun Baru Imlek, diikuti oleh India, Pakistan, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa dan Timur Tengah,” katanya.
Pada basis Jumat-ke-Jumat, kontrak spot Januari 2025 turun RM252 menjadi RM4.723 per ton, Februari 2025 turun RM270 menjadi RM4.511, dan Maret 2025 turun RM256 menjadi RM4.368. Kontrak April 2025 turun RM212 menjadi RM4.247 per ton, Mei 2025 turun RM170 menjadi RM4.161, dan Juni 2025 terdepresiasi RM141 menjadi RM4.112.
Total volume mingguan naik menjadi 280.197 lot dari 194.976 lot pada minggu sebelumnya, sementara open interest turun menjadi 233.618 kontrak pada hari Jumat dari 242.999 kontrak seminggu sebelumnya.
Harga CPO fisik untuk Januari Selatan turun RM250 menjadi RM4.800 per ton.