sawitsetara.co – SUMATERA UTARA – Nur, fasilator desa dalam program Biodiverse & Inclusive Palm Oil Supply Chain (BIPOSC) membagikan pengalamannya sebagai anak pekebun kelapa sawit sekaligus pendamping bagi para pekebun. Ia mendapingi para pekebun di bidang literasi keuangan.
Meski merupakan anak pekebun kelapa sawit, faktanya mendampingi para pekebun bukan hal yang mudah baginya. Nur mengaku mengalami beberapa tantangan saat melakukan pendampingan.
“Namun kami sebagai pendamping harus bisa mendampingi agar yang kami berikan dapat diberikan di lapangan,” tutur Nur di Labuhanbatu, Sumatera Utara, Selasa, 10 Desember 2024.
Meski penuh tantangan, Nur mengaku menikmati pekerjaannya sebagai fasilitator desa. Menurutnya menjadi pendamping pekebun sawit menjadi kesempatan menambah ilmu sekaligus beramal jariyah.
“Ini pahalanya banyak. Sebagai amal jariyah mendampingi para petani. Dapat ilmu dapat pahala, ada akhiratnya juga,” ungkapnya.
BIPOSC Project Field Officer, Abdi Dhani menjelaskan fasilitator desa ini berasal dari pemuda, anak petani sawit atau petani sawit yang ingin terlibat di 13 desa yang menjadi proyek BIPOSC.
“Kami ambil petani yang punya anak atau petaninya sendiri yang mau terlibat, kami latih, kami TOT (Training of Trainer) bisa menjadi seperti PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan),” jelas BIPOSC jelas Abdi.
Saat ini ada sebanyak 25 fasilitator desa yang bertugas memberikan pendampingan kepada petani swadaya di Labuhanbatu, Sumatera Utara dalam program BIPOSC.
Biodiverse & Inclusive Palm Oil Supply Chain (BIPOSC) merupakan kolaborasi jangka panjang Musim Mas Group, bersama Livelihoods Fund for Family Farming (L3F), SNV Indonesia, dan ICRAF dalam peningkatan kapasitas pekebun swadaya kelapa sawit dengan pengaplikasian model perkebunan regeneratif. Kolaborasi yang dimulai pada tahun 2021 ini telah diimplementasikan pada pekebun swadaya di Labuhanbatu,Sumatera Utara.
BIPOSC bertujuan mencapai rantai pasok minyak kelapa sawit berkelanjutan melalui penerapan praktik perkebunan regeneratif, model agroforestri yang diadaptasi secara lokal, dan perlindungan ekosistem, yang pada akhirnya juga diharapkan mampu menjadi solusi menciptakan rantai pasok minyak kelapa sawit bebas deforestasi.
Dalam pelaksanaannya, BIPOSC mengadopsi praktik yang sudah distandarkan dan bersifat non-profit dengan target pekebun swadaya kelapa sawit yang bernaung di bawah Asosiasi Pekebun Swadaya Kelapa Sawit Labuhanbatu (APSKS LB), Sumatera Utara. APSKS LB merupakan salah satu asosiasi yang dibina oleh Musim Mas dengan tujuan mendorong pekebun mendapatkan akses pasar dan sertifikasi dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Indonesian Sustainanable Palm Oil (ISPO).
Pendekatan yang dilakukan dalam program BIPOSC diantaranya; Pelatihan Best Management Practices (BMP) Perkebunan regeneratif; Agroforestri kelapa Sawit; Penguatan kapasitas institusi ke kelompok pekebun, koperasi dan asosiasi; Peningkatan akses ke pendanaan untuk penanaman Kembali; Pemberdayaan ekonomi pekebun perempuan.
sumber: Medcom.co