sawitsetara.co – JAKARTA – Dalam rangka mendukung swasembada pangan maka Kementerian Pertanian mendorong pengembangan padi lahan kering/padi gogo. Salah satunya dilahan perkebunan seperti perkebunan sawit melalui program peremajaan sawit rakyat dengan melakukan tumpang sari swit – padi (gogo), lahan perhutanan sosial, atau lahan kering lainnya.
Hal tersebut mengemuka dalam rapat zoom koordinasi teknis pengembangan padi lahan kering/padi gogo.
Dalam rapat tersebut turut hadir Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dan diikuti Kementerian/Lembaga lainnya, TNI Angkatan Darat, Kepala Dinas Perkebunan dari Aceh sampai Papua serta dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO).
Dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk identifikasi, pemprosesan dan penetapan keputusan calon petani dan calon lokasi (CPCL) pertanaman padi lahan kering dengan memanfaatkan bantuan dari Kementerian Pertanian tahun 2024.
Amran juga mengajak semuanya agar koordinasi semua pihak, kita saling menghargai, memotivasi, memacu agar mimpi Indonesia bisa menjadi kenyataan dalam waktu yang sesingkatnya.
“Dengan ini, juga menghimbau kepada seluruh petani Indonesia agar lebih semangat dalam menanam guna mencapai swasembada pangan,” ungkap Amran dalam rapat zoom (03/01/2024).
Terkait swasembada pangan, Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto menyambut baik dan turut bergembira serta bersyukur dengan diselenggarakannya tanam padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat, karena para pekebun dapat memanfaatkan bantuan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang ditumpangsarikan dengan padi gogo.
“Program ini mengusung sebuah konsep inovatif yang tidak hanya memperhatikan keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit untuk mendorong peningkatan produktivitas, tetapi juga bertujuan untuk mendukung swasembada pangan,” jelas Heru.
Menurut Heru, tumpang sari padi gogo di kebun kelapa sawit adalah sebuah strategi untuk memanfaatkan lahan perkebunan secara optimal, dengan menanam padi gogo sebagai tanaman sela.
“Program ini membuka peluang besar untuk meningkatkan produksi pangan tanpa harus mengorbankan kelapa sawit yang sudah menjadi komoditas unggulan kita. Dengan memanfaatkan waktu dan ruang yang ada, kita berharap dapat meningkatkan hasil pertanian sekaligus menjaga keberlanjutan kebun kelapa sawit” ungkap Heru.(Ningrum)