sawitsetara.co – BENGKULU – Banyaknya tanaman sawit rakyat yang sudah tua dan menggunakan benih asalan atau tidak bersertifikat maka program peremajaan sawit rakyat (PSR) masih berlanjut di tahun 2025.
Atas dasar itulah Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko menargetkan peremajaan tanaman kelapa sawit di lahan seluas seribu hektar. “Ditargetkan seribu hektar (tahun 2025) atau sama di tahun dengan 2024 saat ini,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriyani SPt.
Menurut Pitriyani, jajarannya memberikan sosialisasi program peremajaan sawit ini terkait dengan persyaratan dan dokumen yang harus disiapkan oleh setiap anggota kelompok tani untuk mengusulkan program peremajaan tanaman kelapa sawit. Selain itu, pihaknya juga mendampingi kelompok tani dalam mengurus persyaratan dan dokumen apa saja yang harus disiapkan oleh setiap anggota kelompok tani untuk mengusulkan program ini.
“Kelompok tani tetap kita dampingi hingga mereka mendapatkan program peremajaan kelapa sawit dari pemerintah pusat tersebut,” kata Pitriyani.
Pitriyani juga memaparkan, adapun untuk realisasi peremajaan sawit rakyat yang tidak produktif karena menggunakan bibit asalan dan berusia tua di tahun 2024 sudah teralisasi sekitar 906 hektar dari target 1.000 hektar.
“Ratusan hektar itu baik yang sudah terlaksana, dan ada yang masih dalam proses di provinsi dan Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI,” jelas Pitriyani.
Pitriyani menerangkan, dari realisasi peremajaan sawit rakyat seluas 906 hektar yang sudah perjanjian kerja sama (PKS) tahap dua di lahan seluas 67,8 hektar. Lalu, menunggu proses rekomendasi teknis (rekomtek) tahap satu dari Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian di lahan perkebunan kelapa sawit seluas 342,42 hekta,, kemudian tahap ketiga seluas 229,76 hektar.
“Adapun untuk verifikasi berkas di tingkat kabupaten tahap empat seluas 181 hektar dan proses kelengkapan administrasi tahap lima seluas 106 hektar,” pungkas budi. sumber:harianbengkuluekspress