sawitsetara.co – PANGKALPINANG – Benar, bahwa saat ini Indonesia sebagai penghasil sawit berkelanjutan terbesar, tapi hal tersebut bisa saja hilang jika generasi muda idak dapat menjaganya. Sehingga dengan diadakannya Workshop Jurnalistik yang digelar oleh sawitsetara dengan menggandeng Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) maka kdepannya sawit harus mempunyai generasi penerus.
“Karena kedepan banyak tantangan-tantangan terhadap kelapa sawit baik dari dalam attaupun dari luar. Permasalahan-permasalahan inilah yang harus kita sikapi agar sawit di Indonesia tetap yang depan,” jelas Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) APKASINDO Bangka Belitung, H.Sahuruddin.
Meski begitu, H.Sahuruddin berharap dukungan pemerintah baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah (Pemda). Harapannya, dengan dukungan dari pemerintah maka sawit akan menjadi lebih baik dan lebih menopang lagi ekonomi pemerintah dan masyarakat.
“Jadi jika ada masalah mari kita pecahkan bersama untuk menjaga kestabilan harga tandan buah segar (TBS) sehingga dapat menjaga ekonomi daerah. Karena dari turunan sawit itu ada banyak sekali. Jadi sawit tidak hanya menopang ekonomi tapi juga men-support beberapa sektor,” ungkap H.Sahuruddin.
H.Sahuruddin juga berharap jika ada peraturan dapat disesuaikan dengan keadaan atau kondisi petani saat ini. “Maka dari itu kami juga meminta maaf jika ada demo dari petani. Hak itu karena kami membutuhkan uluran tangan dan perhatian dari pemerintah baik dari pusat hingga daerah,” jelas H.Sahuruddin.
Lebih lanjut, H.Sahuruddin pun mengingatkan kepada generasi muda agar dapat melihat seberapa besar konttribnusi sawit baik untuk pendapatan pemerintah hingga daerah. Bahkan dari sawit itulah para generasi muda dapat mengeyam pendidikan hingga perguruan tinggi.
“Kami berharap generasi milenial dapat mengetahui seberapa besar manfaat sawit sehingga sawit bisa berkelanjutan,” tutur H.Sahuruddin.
Tidak hanya itu, H.Sahuruddin mengingatkan kepada generasi muda untuk lebih belajar mengenai sawit dengan sunguh-sungguh. Ini penting, karena waktu tidak akan terulang lagi. Disaat ada waku luang maka bacalah buku mengenai sawit.
Sebab, masih fakta-fakta yang sesunggunghnya mengenai sawit. Saat ini masih banyak sekali black campaign (kampanye hitam) yang menyerang sawit, kendati tuduhan tersebut tidak sesuai dengan fakta yang sesuangguhnya.
Sehingga tidak mungkin seseorang bisa mengerti hal-hal tersebut tanpa adanya belajar. Generasi mudah harus tau apa yang terkandung didalam sawit, kini sudah ada sekitar 70 produk turunan sawit dan itu masih bisa dikembangkan lagi.
“Maka dari itu belajarlah agar anak generasi muda dapat mengetahui yang sesungguhnya, tidak berdasarkan dari sumber yang tidak berdasarkan fakta,” himbau H.Sahuruddin.
Selain itu, lanjut H.Sahuruddin, jangan lupakan jasa orang tua yang telah membesarkan generasi muda dimana uangnya berasal dari sawit. “Maka jangan sampai sawit ini mati dan tidak berkelanjutan hingga generasi berikutnya. Kita kedepan berharap agar agar sawit lebih baik lagi. Sawit untuk dari Indonesia untuk semua,” pungkas H.Sahuruddin. (yin)