sawitsetara.co – SIAK – Dalam mencapai Capacity Building berkelanjutan atau proses meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan melalui petani maupun produk sawit itu sendiri yang berkaitan dengan sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Capacity Building Training.
Rangkaian kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, (29/06/2024) di Siak yang dihadiri 150 peserta dengan tujuan meningkatkan kemampuan pengetahuan produk sawit.
Turut hadir dalam acara ini yaitu, Staf Ahli Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Adam Mulawarman Tugio S.H., LL.M., Direktur Kerja Sama Intra Kawasan dan Antar Kawasan Amerika dan Eropa Nidya Kartikasari, Direktur CTSS, Prof. Dr. Ir. Damayanti Buchori, M.Sc, Dinas Perkebunan Riau, Dinas Peternakan Siak, Anggota Gapoktan Manunggal Sakti, Ketua GAPOKTAN Manunggal Sakti Siak, Budi Santoso, serta dihadiri oleh 18 negara seperti, Amerika, Afrika dan Negara Asean dimana tiap Negara diwakili oleh 2 orang.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua GAPOKTAN Manunggal Sakti Siak, Budi Santoso saat diwawancarai oleh sawitsetara.co.
Ketua GAPOKTAN Manunggal Sakti Siak, Budi Santoso menyampaikan bahwa acara Capacity building ini bertujuan untuk peningkatan kapasitas untuk peserta pelatihan dan juga para petani yang berkaitan dengan sertifikasi ISPO yang dibuka langsung oleh Staf Ahli Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Kemudian, Budi mengatakan kegiatan ini dihadiri oleh 18 negara seperti, Amerika, Afrika dan Negara Asean dimana tiap Negara diwakili oleh 2 orang.
Melalui kegiatan ini, Budi Santoso berharap agar Sertifikasi ISPO dapat disetujui seperti sertifikasi RSPO, karena menurut Budi peruntukan untuk sertifikasi ISPO memiliki permintaan lagi, ISPO bisa dapat insentif ( Kredit) kaya sertifikasi RSPO karena untuk persyaratan juga sama.
“Melalui Capacity Building mudah-mudahan kami selaku petani, kami secara administrasi dan produksi lebih meningkat, dengan Capacity-building pemerintah (pemangku kebijakan) mengupayakan agar ISPO di luar negeri bisa diterima,” ungkap Budi.
Jur: Ningrum