sawitsetara.co, BADAU – Balada anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) yang berkepanjangan di Indonesia membuat petani di Badau “izin” jual TBS ke Malaysia karena tidak diterima oleh PKS sekitar.
Petani sawit di dua kecamatan Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, yaitu Kecamatan Badau dan Kecamatan Empanang bermusyawarah dengan stakeholder untuk meminta izin menjual TBS ke negeri jiran.
Pemerintah yang hadir antara lain diwakili Sekretaris Camat Badau, Beacukai, PLBM, Karantina Tumbuhan, Kotis, Perwakilan PT Buana Tunas Sejahtera, Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (DPW APKASINDO), Kepala Desa Janting, Ketua Adat Desa Janting, ketua kelompok tani dua kecamatan, dan perwakilan petani swadaya untuk meminta izin menjual TBS ke negeri jiran.
Saat ini petani bingung mau jual kemana akibat perusahaan yang ada di lingkungan Petani Swadaya di Badau sudah dua tahun mengajukan kemitraan pada perusahaan tapi tidak ada jawaban.
Di satu sisi, pihak Dinas Perkebunan setempat mengatakan tidak ada biaya untuk menguji rendeman TBS Kelapa Sawit petani yang diminta pihak perusahaan.
Kedua inilah yang membuat para petani swadaya masyarakat perbatasan merasa dizolimi oleh pihak perusahaan dan pemerintah. Padahal, awalnya mereka menanam kelapa sawit karena bibitnya berasal dari Dinas Perkebunan Kapuas Hulu.
Yohanes Entalang, Kepala Desa Janting mengatakan rerata jarak tempuh dari kebun mereka ke negri jiran hanya memakan waktu kurang lebih 30 menit jika untuk menjual buah TBS. Lebih miris, karena diketahui bahwa mereka mau menerima TBS petani Badau dan harga di negeri tetangga (Malasysia) ternyata di atas Rp3.000/kg.
“Kami mengadakan musyawarah ini tujuannya untuk mengatasi gejolak yang sudah mulai terjadi di masyarakat perbatasan,” ujar Ketua Kelompok Tani Roby Sugara, S.H. menambahkan.
“Kami melakukan penjualan TBS kelapa sawit ke negeri Jiran akibat perusahaan yang ada di daerah kami tidak terima hasil kebun kami, jadi mau tidak mau, senang tidak senang, kami terpaksa lakukan penjualan TBS kelapa sawit dan kami ‘izin’ ke Presiden Joko Widodo kami masyarakat perbatasan untuk menjual TBS ke negri jiran,” tutup Robby kepada sawitsetara.
Jur: Marben Saragih/ Red: Maria Pandiangan