sawitsetara.co – JAKARTA – Geliat PSR sudah menjadi issue penting sejak digulirkan tahun 2017 lalu dan komunikasi melalui media menjadi sangat penting dilakukan karena sebaran lokasi kebun sawit sangat luas dari Aceh sampai Papua.
Deputi Bidang Koordinator Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Perekonomian, Dida Gardera, menyebut bahwa pemerintah telah menaikkan insentif dana program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari Rp30 juta menjadi Rp60 juta per hektare sejak September 2024 lalu. Adapun kenaikan insentif tersebut merupakan rangsangan terhadap petani supaya berpacu mengusulkan PSR. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas perkebunan sawit Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Dida saat Dialog Industri “PSR dan Petani sawit Katalisator Indonesia Emas 2045” kerjasama TEMPO dengan BPDPKS.
Saya melihat BPDPKS sudah optimal dalam melaksanakan peran dan fungsinya, demikian juga dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, hanya kedepan lebih optimis lagi, kata Dida.
“Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan perkebunan kelapa sawit yang lebih bekelanjutan dan berkualitas dan utamanya adalah protas tinggi. PSR itu filosofinya adalah intensifikasi jadi kita upayakan protas tinggi siehingga tidak perlu lagi petani menambah luas lahan”
Menurut Dida, insentif sebesar Rp30 juta hanya cukup mendanai petani sawit selama satu tahun saja. Padahal, tanaman sawit membutuhkan waktu selama 3 hingga 4 tahun untuk berbuah dan dapat dipanen oleh petani.
“Untuk tahun kedua atau ketiga dalam masa pemeliharaan sawit, ternyata Rp30 juta tidak cukup. Makanya banyak petani yang belum antusias,” kata Dida dalam acara Dialog Industri PSR dan Petani Plasma Katalisator Sawit Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Rabu, (16/10/2024).
“Sekarang target PSR 2024 120.000 hektar. Selama ini dari target yang ada paling tinggi capaiannya hanya 97.000 hektar,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa PSR telah menjadi salah satu program andalan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas industri kelapa sawit. Oleh karena itu yang lebih penting dikedepakan saat ini adalah kerjasama dan komunikasi semua pihak untuk capaian PSR tersebut, terkhusus kepada asosiasi petani sawit seperti APKASINDO yang sudah eksis selama ini” kata Dida.
Dari sisi pembiayaan sudah teratasi dengan naikkan menjadi 60 juta per ha, kita harus berbenah dari sisi persyaratannya yang masih memberatkan petani sawit, lanjutnya.
Acara Dialog Industri yang di pandu oleh Moderator Martha Warta Silaban (Redaktur Tempo), juga tampak narasumber antara lain Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Gulat ME Manurung, MP.,C.IMA, dan Muhammad Sirod dari Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran yang juga Wasekjend HKTI.
Jur: Ningrum
Kami sangat menginginkan psr itu sampai lah kepada kami para petani sawit swadaya yg masih pemula. Sementara ini kami hanya bisa melihat melalui berita saja. Susahnya mekanisme pengusulan psr di daerah kami membuat kami patah arang dan menanam dengan swadaya pribadi masing2 tampa adanya binaan ataupun arahan menuju psr. Sehingga kami bisa bersaing dengan produksi yg baik juga. salam dari Biriem Bayeun, Aceh Timur, ACEH