sawitsetara.co – PASER – Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor perkebunan kelapa sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) dan PT.Citra Widaya Education (PT.CWE) gelar pelatihan teknis panen dan pascapanen.
Pelatihan untuk petani perkebunan kelapa sawit atau pekebun sawit tersebut untuk 70 petani kelapa sawit dari kabupaten Paser dan berlangsung di Balikpapan, Kalimantan Timur pada hari Senin (27/05/2024).
Program ini merupakan bagian dari program pelatihan pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit tahun 2024.
Tidak hanya itu, BPDPKS dan Ditjenbun juga berkolaborasi dengan 14 lembaga pelatihan lainnya untuk menyelanggarakan program ini secara serempak dengan total peserta sebanyak 6.437 petanii kelapa sawit dari berbagai daerah. Khusus untuk kabupaten paser.
Hal tersebut diungkapkan oleh PT.Citra Widya Education, Nugroho Kristono mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi oleh petani kelapa sawit saat ini seperti masalah harga pupuk, kemitraan, distribusi tandan buah segar, dan keberadaan pabrik tanpa kebun.
“Melalui pelatihan ini, ia berharap para petani dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat membantu mereka mengatasi masalah tersebut dan meningkatkan produktivitass kebun mereka,” ujar Nugroho.
Sedangkan, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Paser, Djoko Bawono juga menegaskan pentingnya partisipasi aktif dari para petani selama pelatihan.
“Para petani dapat menerapkan ilmu yang didapatkan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit di Kabupaten Paser, yang saat ini berada pada kisaran 15 – 20 ton per hektar, menuju target pemerintah sebesar 25-30 ton per hektar,” tuturnya.
Sementara, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Wahida Annisa Yusuf menyampaikan bahwa kompetensi Sumber daya manusia adalah kunci untuk mewujudkan industri sawit yang berkelanjutan.
Dengan meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan manajerial para petani diharapkan kesenjangan produksi antara perkebunan swasta dan petani dapat dikurangi.
Sumber: Infosawit
Jur: Ninggrum