sawitsetara.co – RANTAUPRAPAT – Asian Agri, Apical, dan Kao menegaskan kembali komitmen terhadap program SMILE (SMallholder Inclusion for Better Livelihood and Empowerment) yang telah berjalan sejak 2020. Kunjungan lapangan dilakukan pada 21–22 April di Rantauprapat, Sumatra Utara, mencakup pemantauan dan evaluasi praktik pertanian petani swadaya, inspeksi langsung di lapangan, serta sesi pertukaran ide. Temuan dari kunjungan ini akan menjadi dasar untuk memperkuat dukungan program di masa mendatang.
Para eksekutif dan perwakilan dari ketiga perusahaan memulai kunjungan di pabrik kelapa sawit Aek Nabara, yang dikelola oleh PT Supra Matra Abadi, salah satu unit usaha Asian Agri. Pabrik ini berperan penting dalam program SMILE, dengan memproses tandan buah segar (TBS) sekaligus menjembatani petani swadaya peserta program dengan perusahaan Kao dalam rantai pasokan.
“Di Kao, kami percaya pada filosofi Genba yaitu turun langsung ke lapangan untuk memahami situasi sepenuhnya. Sangat penting bagi kami untuk melihat secara langsung bagaimana minyak kelapa sawit diproduksi. Sebagai bahan baku utama dalam bisnis kami, minyak kelapa sawit memiliki nilai strategis. Kami melihat Asian Agri dan Apical sebagai mitra utama. Kunjungan ini mencerminkan komitmen bersama untuk mencapai hasil yang lebih baik,” ungkap jar Vice President Procurement Kao Corporation, Kenji Terasawa.
Sebagai bagian dari kunjungan, tim meninjau upaya ketertelusuran (traceability) dan praktik berkelanjutan di fasilitas produksi. Diskusi pun digelar untuk membahas tantangan yang dihadapi petani kecil dalam memenuhi standar sertifikasi, serta mencari cara memperkuat dukungan teknis, kemitraan, dan perancangan fase lanjutan dari program ini.
Head of Sustainability Apical Group, Tor Mooi See mengatakan kunjungan ini merupakan kesempatan penting untuk mengevaluasi program SMILE dan menentukan fase lanjutan.
“saat kami merancang fase lanjutan dari program SMILE, fokus kami adalah memperluas dampak yang sudah tercapai,” ujar Tor Mooi See.
Tor Mooi See menambahkan, “Itu berarti memperkuat hubungan antara pabrik dan petani kecil, memberikan dukungan berkelanjutan, dan memastikan rantai pasok kami tetap inklusif dan bertanggung jawab dari hulu hingga konsumen akhir.”
Di hari kedua, ketiga perusahaan meresmikan kantor baru koperasi desa di Kabupaten Labuhanbatu. Kantor ini dibangun dengan dana yang berasal dari pembayaran premi penjualan TBS melalui program SMILE. Bangunan tersebut menjadi simbol kerja keras petani dan kekuatan kolaborasi dalam mendorong kemandirian serta keberlanjutan.
“Kantor baru ini bukan sekadar bangunan. Ini adalah buah dari kerja keras bertahun-tahun dalam program SMILE. Di sini, kami akan berkumpul, belajar, dan terus berkembang bersama sebagai koperasi,” kata Khairul Anam, Kepala Koperasi.
Para petani menyampaikan apresiasi atas program ini, yang dinilai telah secara bertahap mengubah cara mereka mengelola kebun. Mereka mengungkapkan bahwa dukungan yang diberikan membantu mereka memahami pentingnya pencatatan, menerapkan praktik pertanian terbaik, dan mengikuti proses menuju standar sertifikasi.
“SMILE bukan hanya tentang dukungan. Program ini memberikan kami kepercayaan diri bahwa kami dapat menjadi bagian dari rantai pasokan global yang berkelanjutan dan transparan,” tambah Khairul.
Head of Sustainability Asian Agri, Ivan Novrizaldie menyebutkan bahwa kolaborasi Asian Agri, Apical, dan Kao telah memberikan hasil signifikan. “Program SMILE membuktikan bahwa dengan bantuan teknis, peningkatan kapasitas, dan dukungan kelembagaan, para petani bisa berkembang secara ekonomi, sosial, dan berkelanjutan. Pembentukan koperasi ini adalah bukti nyata dari progres tersebut,” ujar Ivan.
Melalui NPO Caux Round Table (CRT), Kao memperkenalkan Suara Petani, sebuah mekanisme pengaduan yang menjadi saluran resmi bagi petani untuk menyampaikan aspirasi, saran, dan keluhan mereka. Platform ini memperkuat komunikasi yang terstruktur dan dapat ditindaklanjuti, sekaligus meningkatkan akuntabilitas dan transparansi di lapangan.
Sesi interaktif juga diadakan dengan para petani untuk mengumpulkan masukan mengenai program ini. Dalam sesi tersebut, para petani berbagi testimoni tentang peningkatan praktik pertanian mereka, yang berdampak pada hasil panen yang lebih baik dan ketahanan ekonomi rumah tangga yang lebih kuat.
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat, perwakilan Kao mengunjungi SDN 03 Tebing Tinggi Pangkatan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun kepada para siswa. “Kami percaya bahwa perhatian terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan adalah kunci dari kesejahteraan yang sejati. Melalui inisiatif ini, kami ingin menekankan bahwa menjaga kebersihan tangan bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga untuk melindungi keluarga dan meningkatkan rasa percaya diri,” kata Kenji Terasawa.
Program SMILE adalah wujud komitmen jangka panjang Asian Agri, Apical, dan Kao untuk menciptakan rantai pasokan kelapa sawit yang lebih inklusif dan bertanggung jawab. Program ini sejalan dengan pilar pertama Asian Agri 2030, yakni Kemitraan Petani, dan pilar keempat Apical 2030, yaitu Pertumbuhan Inklusif.
Hingga saat ini, SMILE telah melibatkan 3.489 petani swadaya, dengan 1.373 di antaranya berhasil mendapatkan sertifikasi RSPO. Program ini mendukung target Asian Agri untuk bermitra dengan 5.000 petani swadaya bersertifikat pada tahun 2030.