sawitsetara.co – JAKARTA – Rasa ketidakadilan yang dialami petani sawit, berujung Lapor ke Pak Prabowo, karena K/L yang harusnya memberikan jalan Tol, malah sibuk pasang perboden (verboden).
Itu terjadi karena ketidaksepahamannya semua anak bangsa ini tentang sawit dan Indonesia.
Dalam memberikan pemahaman kepada khalayak ramai bahwa biodiesel merupakan produk turunan sawit yang wajib disyukuri yang selama ini hampir 70% masyarakat malah tidak tau bahan bakunya.
Bidiesel yang berasal dari minyak sawit merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa kepada Indonesia.
Faktanya juga sawit telah menjadi lokomotif ekonomi Indonesia, tak terbantahkan oleh siapapun bahwa fame biodiesel adalah Indonesia dan
Kejayaan hulu-hilir sawit adalah kata kuncinya.
Biodiesel telah berdampak kepada terjaganya harga TBS Petani. Untuk menyamakan persepsi tentang biodiesel, sawitsetara.co akan menggelar kegiatan Focus Group Discussin (FGD) yang bertemakan “BIODIESEL MEMBANGUN NEGERI”.
Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Santika Premiere Slipi, Jakarta pada hari Kamis (18/07/2024).
Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr. Ir. Gulat ME Manurung, MP.,C.IMA, mengatakan bahwa biodiesel ini bukan hanya masa depan Indonesia, tapi masa depan dunia, semua menikmatinya.
Kita sekarang harus fokus memperbaiki sektor hulu, terkhusus perkebunan sawit rakyat, urusan hilirisasi dan turunan turunan minyak sawit, Indonesia sudah juaranya, terkhusus mengenai teknologi energi berbasis minyak sawit (biofuel).
“Saya melihat teknologi hilirisasi jauh lebih kencang larinya, dibandingkan sektor hulu yang terkesan maju mundur dan lebih banyak pulak mundurnya” kata Gulat.
Kita harus berpacu mengejar produktivitas melalui intensifikasi atau lebih dikenal dengan PSR, hanya itu jalan satu-satunya mengejar kencangnya sektor hilir bergulir, K/L lain harus memberi jalan tol untuk itu, bukan malah sibuk memasang ‘perboden’.
Karena itu, kami petani sawit “bermohon kepada Presiden RI dan Wapres terpilih, supaya mengevaluasi kebijakan di pasal 110B denda dan satu daur. Indonesia harus nya malu memperlakukan sawit seperti itu disaat Indonesia sangat tergantung kepada sawit, itu tak terbantahkan. Apalagi Pasal ini sangat bertentangan dengan salah satu program strategis Presiden terpilih Prabowo yaitu kemerdekaan energi melalui hilirisasi CPO” urai Gulat.
Acara yang sangat strategis ini, akan dihadiri narasumber utama yaitu Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Maulizal Achmad, Sekretaris Jenderal DPP APKASINDO, Dr. Rino Afrino,ST,MM, Sekretaris Jenderal APROBI, Ernest Gunawan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bina Restituta Barus.
Gelaran serial ini direncanakan dibuka oleh Direktur Eksekutif PASPI, Dr.Ir Tungkot Sipayung, turut juga hadir GPPI, APOLIN, GIMNI, SPKS, ASPEO PIR, SAMADE, GAPKI, FPSI, MAKSI, DMSI, Forum Mahasiwa SAWIT (Formasi) Indonesia, serta beberapa kampus mitra APKASINDO bidang kampanye sawit baik, seperti Poltek Sawit CWE, UMJ, UP, UI, UNJ dengan totalan kurang lebih 200 orang.
FGD yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang bertemakan Biodiesel Membangun Negeri ini membahas terkait mulai dari Peran BPDPKS dalam akselerasi B40, Biodiesel dan masa depan petani sawit, peran APROBI dalam kebijakan transisi energi, biodiesel sumber energi ramah lingkungan.
Dalam pertanyaan yang dikasih sawisetara lalu kepada Direktur Eksekutif PASPI, Dr. Ir. Tungkot Sipayung mengenai Biodiesel ini bahwa saat ini pemerintah sedang mendorong bionergy salah satunya melalui bahan baku kelapa sawit melalui program biodiesel.
Menurut Tungkot terkait biodiesel ini bagus, karena sudah berjalan saat ini, cuma kedepan itu harus dikembangkan lagi bukan hanya biodiesel tetapi juga energy lain dari sawit, misalkan bensa (bensin sawit) karena cukup banyak potensinya dikita.
“Dari berbagai studi menunjukkan kalau kita mengembangkan biodiesel multi benefit yang kita terima yaitu kita bisa menghemat solar fosil, kita bisa menghemat devisa, kita bisa menghemat emisi tetapi paling penting adalah benefitnya dinikmati oleh bukan hanya petani sawit tetapi juga masyarakat bahkan dunia secara keseluruhan,” ujar Tungkot.
Selanjutnya, Tungkot pun memberikan tanggapan terkait biodiesel berbahan sawit, maka CPO untuk dalam akan meningkat, artinya produksi sawit dalam negeri harus ditingkatkan.
“Disitulah gunanya Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), harus nya PSR itu mandatori bukan sukarela. Faktanya saya amati pada lima tahun terakhir, permasalahannya Simple saja “jangan dipersulit persyaratan PSR itu, mau saja petani ikut PSR sudah disyukurin”.
“Yang tidak bisa diurus petani dibantu oleh pemerintah, seperti legalitas, jadi terkait PSR ini harus menjadi layanan publik, karena jika PSR jalan produktivitas pun akan naik 2-3 kali lipat. Permasalahan sawit Indonesia itu berada diperkebunan sawit rakyat dan semua itu harus disyukurin” kata Tungkot.
Coba bayangkan, sekarang kita 16,3 juta hektar sawit di Indonesia, produktivitasnya Cuma hanya 3-4 coba itu dinaikan itu jadi 8 dua kali lipat karena memang potensinya 8 – 10.
Bagaimana dengan menjelang 2045 dan cita-cita Presiden terpilih Prabowo, harusnya kita paduserasi menuju kesana, kita harus bisa menghasilkan dua kali lipat dari sekarang. Jadi kita butuh 110 juta ton CPO, targetnya presiden prabowo hanya 100 juta ton/CPO.
“Jadi itulah solusinya, jadi jangan lihat hanya hari H nya sekarang ini begini, maka jika di kembangkan biodiesel maka dipastikan kita kekurangan CPO, maka mandatorikan PSR,” jelas Tungkot.
Menanggapi kampanye negatif dari luar negeri atau LSM didalam negeri terhadap biodiesel sangatlah tinggi, Tungkot menyampaikan bahwa memang terlalu tinggi daya saing sawit untuk dikalahkan.
“Kan biasanya orang itu bersaing secara harga, price competition, ternyata mereka tidak mampu. Maka dilakukan lah tekanan yang disebut non price competition dan itu dominan dilakukan dengan cara kampanye negatif terhadap sawit dengan mengkaitkan deforestasi dan lainnya, yang sebetulnya pelakunya adalah mereka sendiri,” kata tungkot.
Lalu tungkot menyampaikan apa yang harus kita lakukan yaitu dengan cara edukasi publik, edukasi kepada masyarakat supaya jangan terpengaruh dengan kampanye seperti itu, apa yang dilakukan oleh petani sawit melalui APKASINDO dengan mengedepankan media sawitsetara.co adalah pencerahan taktis dan strategis dan semua pihak patut bangga kepada APKASINDO.
“Saran saya juga untuk LSM Indonesia pakai hati nurani, kalau saya bilang bertobatlah kembali kepangkuan NKRI, bela sawit karena itu adalah kepentingan, Indonesia dan dunia menikmatinya” tutur Tungkot.
Jur: Ningrum