sawitsetara.co – WAJO – Pemerintah Kabupaten Wajo Provinsj Sulawesi Selatan berharap ada investor sawit membangun pabrik kelapa sawit (PKS) di Kab Wajo. Harapan tersebut dikemukakan Wakil Bupati Kabupaten Wajo, H Amran SE saat membuka Kegiatan Rapat Harga Tandan Buah Sawit (TBS) periode Februari 2023 di Hotel Sermani jalan Bau Baharuddin Kota Sengkang, Kamis 23 Februari 2023.
“Kalau ada perusahaan mau membangun PKS di Wajo, karpet merah buat mereka, langsung ketemu saya, saya pastikan perzinannya akan saya permudah,” tandas Amran SE.
Menurutnya, luas kebun sawit di Kab Wajo sudah mencapai 6000 Ha, termasuk kebun milik PTPN XIV. “Tapi saya sangat berharap yang membangun pabrik adalah PTPN XIV, karena mereka sudah memiliki ribuan hektar kebun kelapa sawit di Kab Wajo,” harapnya.
Berdasarkan analisa Wakil Bupati, kondisi petani sawit Kab Wajo saat ini masih memprihatinkan, sebab hasil dari kebun sawit hanya bisa buat kebutuhan sehari, bahkan kadang itu tidak mencukupi. “Saya selalu ketemu petani sawit kondisinya memprihatinkan,” tandasnya lagi.
Terhadap PKS yang ada Sulawesi Selatan, Amran berharap adanya kesetaraan antara PKS dan petani, sebab ketika harga CPO (crude palm oil) lagi booming bisa juga menikmati keuntungan dari CPO tersebut.
Sementara keputusan harga tandan buah segar (TBS) bulan Februari tingkat Sulawesi Selatan yang ditetapkan oleh Ketua Tim Penetapan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Sulsel yakni sebesar Rp 2.080/kg TBS.
Angka ini jauh dari harapan petani sawit, dimana petani Sawit melalui Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Sulawesi Selatan mengusulkan harga TBS sebesar Rp2.300.
“Harga TBS yang ditetapkan masih sangat rendah ketika disandingkan dengan harga CPO saat ini yang sudah diangka Rp12.600/ kg. Kalau PKS mau jujur harga Rp2200, mereka masih untung,” tandas Wakil Ketua APKASINDO Sulsel, H Rafiuddin.
Sebab, lanjut Rafiuddin, harga TBS di daerah lain sudah diatas Rp2.300, seperti di Sulteng pembelian PKS berada diangka Rp2.350. “Mestinya angka yang ditetapkan minimal mendekati harga Sulteng, supaya tidak terjadi eksodus TBS kesana, tapi kita masih berharap PKS menaikkan harga pembeliannya, minimal Rp2.200/kg,” pungkasnya.
Rafiuddin melihat dua bulan terakhir sudah tidak ada keberpihakan ketua tim penetapan teehadap petani sawit, dimana setiap rapat harga, ketua tim selalu menetapkan harga sesuai permintaan PKS padahal biasanya angka atau harga yang ditetapkan tengah – tengah yakni antara yang diusulkan APKASINDO dengan PKS.
Jur: Mahmmudin
Red: Maria Pandiangan